Aliran Rasa : Tahap Telur
Alhamdulillah..masyaAllah..sampai juga saya ditahap akhir dari fase telur ini. Meski tertatih..meski awalnya belum mindfull saat mengerjakan NHW..lalu dipekan terakhir kemarin dihadapkan dengan dua pekan berturut-turut harus ke tiga kota. Sempat oleng memang di pekan terakhir saat membuat peta belajar. Alhamdulillah..Allah berikan kemudahan.
Jujurly..ditahap telur ini meski awalnya terlihat "sepele" dan "mudah" tetapi saya sadari tahap ini menjadi langkah awal yang menjadi penenti tahap selanjutnya. Berkali-kali harus deep talk dan tidak hanya itu..kita harus berani jujur pada diri sendiri. Tentang diri kita terutama kebutuhan kita dan peran kita sebagai seorang perempuan, seorang istri, seorang ibu dan bagi orang lain sebagai makhluk sosial.
Ditahap telur ini sempat "menggalau" mana prioritas kebutuhan diri saya yang harus saya pilih dengan multiple peran yang kita jalani. Tetapi dari tahap ini saya jadi belajar bahwa segala sesuatu yang kita jalani memang butuh proses..tidak ada yang instan. Sebagaimana dalam prosesnya metamorfosis kupu-kupu yang cantik dan siap terbang berpetualang menebar manfaat. Maka ia butuh proses dari awal yaitu fase telur.
Begitu pula dengan saya..tahap telur ini menjadi proses bagi awal saya agar menjadi ibu yang cekatan dalam memanage berbagai peran yang saya jalani agar kelak mampu bermanfaat dan berdampak bagi keluarga maupun orang lain. Melacak semua kekuatan dalam diri agar mampu berproses lebih baik ditahap selanjutnya. Proses telur ini tidak instan, ia butuh suhu yang hanyat agar ia benar-benar matang dan siap untuk menetas menjadi seekor ulat. Memilih keterampilan yang mendukung dan sumber ilmu yang kredibel menjadi salah satu "sippprting sistem" suhu bagi telur untuk siap menetas.
Dan kini..saya sudah memasuki tahap ulat. Saya siap melahap berbagai macam makanan yang bermanfaat untuk pertumbuhan saya. Tetapi saya harus pandai-pandai memilih makanan yang "bergizi" bagi diri saya dengan berpegang pada peta belajar yang sudah saya buat sebagai kompasnya. Agar saya tidak tersesat dalam hutan belantara dan jangan sampai terlalu kenyang melahap makanan yang tidak sesuai kompas pegangan saya.
Bismillah...si imut ulat siap melahap asupan bergizi dihutan belantara penuh ilmu...
Nur Khayati
Regu 10 Mikoriza
IP Semarang