:: Sebuah taujih yang saya peroleh dari seorang ummahat di Brebes ::
Hari ini adalah hari ke 10 saya berada di kota penghasil bawang dan telur asin di Jawa Tengah. Namun, sepertinya saat ini sebutan untuk kota ini akan sedikit bergeser menjadi kota termacet di Jawa Tengah..^_^ kemacetan yang sangat-sangat panjang ini sekarang sudah menjadi pemandangan yang biasa di kota brebes terutama brebes daerah pantura..^_^
Tapi cukup tetap masih bangga dengan kota ini.. dengan logat bahasa yang sangat khas yaitu bahasa ngapaknya..dan terkadang saya pun kesulitan memahaminya.. ^_^
Dan selama 10 hari ini pun saya tak mendapat asupan rukhiyah dalam sebuah lingkaran cinta..^_^ kangen sekali rasanya.. ^_^ tapi justru ini lah tantangannya, ibarat ini adalah sebuah arena pertandingan lari marathon maka ini adalah salah satu sarana bagi diri ini untuk melakukan pemanasan sebelum diri ini benar-benar terjun dalam pertandingan..^_^ ini adalah ladang pembelajaran yang luarrr biasa dan nyata bagi diri ini sebelum diri ini benar-benar terjun dalam dunia pasca kampus..^_^
Singkat cerita saya akan sahring tentang hasil pertemuan saya dengan seorang ummahat di brebes dan ini menjadi sebuah pengingat bagi kita semua. Yah..walaupun mungkin selama ini qta sudah sering mendapatkan taujih ini. Yupz..tentang “istiqomah”. Dan ini sangat pas sakali dengan suasana dan kondisi qta yang benar2 butuh tentang taujih ini.
Sebelumnya diawali dengan sebuah kisah dua orang pemuda bersama keluarganya. Semoga qta bisa mengambil ibrah dari kisah ini.. ^_^
Alkisah ada sebuah keluarga yang terdiri dari seorang suami istri dan 2 orang anaknya. Kedua anaknya ini merupakan pemuda yang seumuran dengan kita. Awalnya kelurga ini cukup harmonis. Namun, 2 orang putra dari suami istri ini tepatnya kakak beradik ini beranjak dewasa dan ulahnya pun semakin menjadi. Kakak dan adik ini umurnya pun jaraknya tak jauh beda tetapi mereka mempunyai sifat yang bertolak belakang. Seorang kakak yang amat sholeh, rajin beribadah, selalu ngaji dan pokoknya TOP banget deh klo soal agama. Saking shalehnya dia pun tidak pernah berbuat maksiat. Namun, sangat berbeda jauh sekali dengan sang adik yang sering berbuat maksiat, judi, minum minuman keras, yah pokoknya sangat berbeda sekali dengan sang kakak. Dan sering sekali sang adik ini pun mengambil uang kedua orang tuanya dan bahkan sering mengambil perhiasan ibunya. Sampai suatu ketika sang Ibu pernah menegurrnya malahan sang ibu di tendang oleh anaknya yang jahat tadi. Karena terlalu memikirkan kondisi kedua anaknya maka suatu ketika ayah nya pun hingga meninggal. Walaupun perlakuan anaknya yang seperti itu tadi tetapi sang ibu selalu mendoakan anaknya yang selalu berbuat maksiat tadi agar anaknya tadi diberikan hidayah dan suatu saat nanti klo diambil nyawanya dalam keadaan yang khusnul khotimah. Dan Ibu tadi pun hanya mendoakan untuk anak yg suka berbuat masiat sedangkan anak yang sholeh tadi tidak didoakan oleh Ibunya.
Suatu hari sang ayah dari kedua anak tadi meninggal dunia karena sudah kewalahan memikirkan anaknya tadi. Tetapi justru keadaan ini dimanfaatkan oleh sang anak yang suka berbuat maksiat tadi untuk meminta harta warisan kepada Ibunya. Karena dia berpikir kalau ayahnya sudah meninggal tentu dia punya hak waris atas harta yang dimiliki oleh ke dua orang tuanya. Sang anak tadi meminta paksa kepada Ibu nya tadi lalu sang Ibu bertanya mau diapakan harta warisan itu. Sang anak tadi menjawab harta warisan tadi akan digunakan untuk membangun rumah bordir dan tempat perjudian. Dan sekali lagi Ibu tadi hanya bisa berdoa dan berpasrah sepenuhnya kepada Allah SWT. Setelah anak tadi mendapatkan harta warisan dari Ibunya tadi maka benarlah dia gunakan harta tadi untuk membangun rumah bordir.
Suatu ketika sang anak yang sholeh tadi berpikir bahwa dia akan melakukan perbuatan maksiat. Dalam pikirannya itu tak menjadi sebuah masalah ketika dia berbuat maksiat sekali saja karena ibadahnya selama ini sudah sangat rajin sekali. Tak masalah tentunya bagi dirinya tinggal dia melakukan taubat kepada Allah setelah melakukan maksiat pasti Allah akan mengampuni dosanya. Dia berpikir bahwa perbuatan maksiat yang dilakukan cuma sekali ini tak begitu banyak seperti apa yang sudah dilakukan adiknya selama ini. Akhirnya dia berpikir hari itu dia akan mendatangi rumah bordir yang sudah dibangun oleh adiknya tadi. Pada saat yang sama adeknya tadi juga memikirkan hal yang sama. Sang adik tadi berpikir bahwa selama ini dia sudah banyak sekali berbuat dosa dan maksiat dan dia berpikir ingin memperbaiki dirinya seperti kakaknya yang sholeh tadi. Dan dia berpikir pada hari itu ingin pergi ke masjid untuk shalat, dizikir dan tilawah seperti apa yang sudah dilakukan oleh kakaknya. Akhirnya pada saat itu juga adik tadi memakai baju koko dan peci dan bergegas untuk ke masjid.
Rencana Allah itu memang tidak ada yang tahu..setelah kedua bersaudara tadi melakukan apa yang ada dalam pikiran mereka masing-masing, tiba-tiba desa itu dilanda oleh bencana gempa. Dan meluluhlantakkan semua yang ada di desa tadi. Bangunan yang ada hampir semuanya runtuh dan tragisnya kedua saudara tadi meninggal ditempat yang berbeda. Sang kakak meninggal dirumah bordir dan adiknya meningggal didalam masjid dan kejatuhan rentuhan bangunan yang ada. Ibunya pun sangat terpukul melihat kejadian itu. Apalagi setelah melihat sang anak yang sholeh meninggal di tempat bordir dan adik yang suka berbuat maksat tadi meninggal didalam masjid. Ini pun bahan pertanyaan warga sekitar. Dan Ibu tadi merasa sangat bersalah kenapa yang dulu dia doakan agar meninggal khushul khotimah hanya anak yang suka berbuat maksiat saja.
Itulah singkat cerita tentang kisah dua pemuda bersama keluarganya. Banyak ibroh sebenarnya yang bisa qta ambil dari sepenggal kisah dua orang pemuda tadi. Pertama mungkin yang dapat qta ambil adalah terkait doa seorang ibu. Memang doa dan ridho seorang ibu itu tidak ada dua nya. Seperti apa yang sudah di doakan oleh sang Ibu tadi bahwasanya dia mengaharap anaknya meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dan itu pun diwujudkan oleh Allah SWT. Makanya sebagai seorang muslimah peristiwa ini mengingatkan kita kembali untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua kita. Terutama seorang Ibu yang sudah berjuang melahirkan kita ke dunia ini...( jadi inget ibu dirumah euy.. ^_^)
Kedua..kisah tadi mengingatkan kembali kepada kita terkait satu kata yang penuh makna yaitu “Istiqomah”. Sebuah kata yang sering kita lontarkan akan tetapi kadang sulit untuk diaplikasikan. Dan ibroh inilah yang akan kita bahas lebih lanjut. Coba kita lihat kisah dua orang pemuda tadi..sungguh Allah lah yang maha membolak-balikkan hati seorang hamba-Nya bukan?dua orang pemuda yang sifatnya saling bertolak belakang tadi pun bisa berubah hati dan perilakunya dalam sekejap bukan. Mungkin sama hal nya dengan kita..karena hati ini hanya Allah yang tahu. Mungkin yang selama ini qta rajin ngaji dalam sebuah lingkaran cinta, rajin tilawah, sedekah, dan yang lainnya belum tentu juga qta adalah yang terbaik diantara orang-orang disekitar kita. Namun, juga bila kita lihat kondisi sang adik dalam kisah tadi mungkin kita juga sering menjumpainya disekitar lingkungan kita. Terkadang belum tentu juga mereka adalah orang yang terburuk didunia ini. Jangan pernah selanjutnya qta menuduh mereka adalah orang yang paling buruk didunia ini.
Itulah seorang manusia..tidak ada yang tahu apa isi hati mereka. Itu pun dapat dilihat pada kondisi pribadi masing-masing dari qta. Belum tentu yang selama ini qta rajin ngaji dalam sebuah lingkaran cinta maka itu akan menjamin akhlak dari diri qta dan menjamin kelak qta masuk surga dan belum tentu juga orang yang selalu berbuat maksiat maka kelak ia akan dijamin masuk neraka . hanya Allah lah yang tahu??
Coba pertanyakan kembali pada diri kita masing-masing apakah selama ini aktivitas liqo qta itu adalah sebuah kebutuhan bagi diri kita???ato hanya lah sebuah rutinitas pekanan??jika jawabannya adalah hanya sebuah rutinitas maka pertanyakanlah dan lakukanlah instropeksi pada diri kita..
Karena tidak ada yang bisa menjamin kondisi hati kita maka perlulah qta saling mengingatkan diantara saudara-saudara qta. Jangan sampai kita lalai. Oleh karena itu jadikanlah aktivitas liqo qta sebagai sebuah kebutuhan bukan rutinitas pekanan saja. tidak hanya sebagai pemenuh kebutuhan rukhani saja tapi ini juga sebagai sarana bagi diri kita untuk saling mengingatkan diantara saudara-saudara kita. Sehingga senantiasa kita bisa istiqomah didalam jalan dakwah ini..
Muslim yang beristiqomah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan dan aqidahnya dalam situasi dan kondisi apapun. Ia bak batu karang yang tegar menghadapi gempuran ombak-ombak yang datang silih berganti. Ia tidak mudah loyo atau mengalami futur dan degradasi dalam perjalanan dakwah. Ia senantiasa sabar dalam menghadapi seluruh godaan dalam medan dakwah yang diembannya. Meskipun tahapan dakwah dan tokoh sentralnya mengalami perubahan. Itulah manusia muslim yang sesungguhnya, selalu istiqomah dalam sepanjang jalan dan di seluruh tahapan-tahapan dakwah.
Suatu saat nanti pun kita tidak selamanya dalam kondisi dimana selalu bertemu dengan keadaan yang homogen yaitu kondisi yang kondusif untu mendukung kondisi rukhiyah kita. Apalagi dengan masyarakat kita yang begitu heterogen maka diluar sana akan penuh dengan tantangan yang luar biasa. Mungkin saat ini ketika kita berada dalam lingkungan kampus kita masih akan merasakan kondisi dan lingkungan yang kondusif ini, liqo setiap pekan, ada suplemen2 yang sennatiasa kita dapat dalam setiap pekannya. Namun, setelah kita lulus apakah kita masih akan menapatkan semua itu?
Maka marilah kita senantiasa menjaga diri ini selalu dalam keadaan yang beristiqomah. Ada beberapa tahapan untuk mencaai istiqomah tersebut yaitu
- Istiqomah Hati
Dalam hal ini kita senantiasa teguh dan menjaga hati kita melalui sifat-sifat yang terpuji. Seperti tidak sering mengeluh, berpositif thinking, selalu hanya mengharap ridha Allah, dll. Seperti dijelaskan dalam Q.S Al Furqon : 32
2. stiqomah Lisan
Dalam hal ini kita senantiasa memelihara lisan dan tutur kata misalnya tidak bohong, jujur, tidak bermuka dua dan berani menyatakan kebenaran Allah”.
3. Istiqomah Perbuatan
Istiqomah perbuatan merupakan ketekunan dalam bekerja, melakukan amalan yan g di ridhai oleh Allah. Memiliki sikap/dedikasi dalam melakukan perbuatan tanpa kecewa, tanpa lemah semangat atau putus asa.
Kita harus selalu yakin akan janji Allah di dunia ini maupun diakherat kelak. Seperti dalam ayat berikut ini :
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat;di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta.Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS Fushilat:30-32).
Smoga Allah senantiasa memberikan kelimpahan keberkahan dan keistiqomahan pada diri qta. Tetaplah bersemangat untuk senantiasa melakukan perbaikan diri.. ^_^
::Homestay Wanasari-Brebes, 18 November 2012::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar