Jumat, 12 Desember 2014

Dua Tahun sudah mendampingi “mereka”

Awal nya saya tak percaya bisa mendampingi program ini selama 2 tahun. Bahkan bisa dikategorikan program PKPU Semarang ini berhasil. Karena sejak awal 2013 hingga kini akhir 2014 sudah berhasil mengentaskan balita gizi buruk dan kurang menjadi gizi baik sebanyak 16 balita dari jumlah total balita gizi buruk dan kurang adalah 21 balita.

SEHATI (Senyum Anak Sehat Indonesia) ini adalah nama dari program dari PKPU Semarang. Program yang berfokus pada perbaikan gizi balita dan kesehatan keluarga. Jika saya melihat flash back kebelakang sebenarnya saya pesimis. Secara komptensi yang saya miliki tentang gizi mungkin tidak sebaik teman-teman seprofesi saya yang berfokus pada profesi ahli gizi, ilmu keperawatan atau mungkin dokter. Walaupun saya adalah seoarang lulus kesehatan masyarakat tetapi konsentrasi yang saya ambil sewaktu kuliah adalah epidemiologi dan penyakit tropic. Bekal yang saya miliki dulu karena pengalaman saya dalam mengelola program-program pemberdayaan selama saya dikampus. Dan mungkin itu yang menjadi pertimbangan PKPU saat saya seleksi dulu sehingga saya bisa diterima di PKPU (**hehe..terlalu PeDe).  

Satu lagi yang awalnya dulu membuat saya pesimis…ketika pertama kali saya dapat penjelasan tentang gambaran wilayah nya. Subhanallah…wow sekali sist J (**hihi :) ). Wilayah itu termasuk wilayah kristenisasi di semarang. Jalan untuk masuk sana sangat terjal bahkan mobil kantor pun tak bisa. Sebagian besar penduduk nya adalah pemulung, buruh bahkan ada tokoh masyarakat yang bilang klo wilayah itu tingkat kriminalitas nya tinggi. MasyaAllah…kala itu langsung muncul kekhawatiran sebenarnya. Tapi saat itu yang menguatkan diri ini dan yang selalu saya tanamkan dalm hati ini adalah ini adalah peluang amal yang besar. 

Dan…baiklah saya harus mulai membuka-buka kembali materi-materi perkuliahan saya lagi. Meminjam buku-buku gizi ke adek-adek kelas karena secara buku kuliah saya sudah saya ungsikan ke rumah. Hehe :D

So..well… Bismillah :) I will try it :)

Ternyata cukup berat memang diawal..bolak balik dengan wilayah yang tidak mulus, karakter masyarakat yang sangat keras, pendidikan mereka yang rata-rata hanya lulusan SD, kondisi ekonomi sebagian besar adalah menengah ke bawah. Dan sepertinya karena shock terapi yang pertama ini akhirnya baru beberapa hari saya masuk kerja di PKPU saya udah masuk RS karena DBD dan typus. ini adalah moment yang selalu saya ingat. Hehe :)

Saya dekati kader posyandu dengan perlahan..menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat dan juga puskesmas menjadi kunci bagi saya bisa diterima dimasyarakat. awalnya yang mereka sangat apatis terhadap saya pada akhirnya mereka semakin dekat dan welcome terhadap saya. 

Bolak-balik ke posyandu tiap bulan, pemantauan balita gizi buruk dan kurang di posyandu pemulihan, home visit ke rumah-rumah balita, pelatihan kader posyandu sudah menjadi santapan yang lezat bagi saya. 

Mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat yang masih apatis terhadap gizi balita mereka juga sudah menjadi santapan yang biasa bagi saya. Dan pada akhirnya saya masih bisa bertahan dengan program ini hingga 2 tahun ini. 

2 tahun menjadi waktu yang cukup singkat bagi saya akan tetapi banyak hal yang  bisa saya pelajari dari sana.
Saya belajar bagaimana bisa memahami mereka dengan perlahan
Saya belajar bagaimana bisa memposisikan diri saya pada posisi mereka
Saya belajar bagaimana menyusun menu gizi yang baik untuk penederita gizi buruk dan kurang
Saya belajar bagimana diri saya bisa diterima oleh masyarakat
Saya belajar bagaimana bisa merubah pola pikir mereka terhdap penting gizi balita mereka
Dan yang paling saya adalah saya banyak belajar dan berekspresi dalam memainkan menu masak memasak

Dan ..dan …dan …
Masih
Masih
Masih banyak lagi yang bisa pelajari dari sana

And the last saya bersyukur saat ini hanya tinggal 5 balita yang masih harus dalam pemantauan. Dari total 20 balita diwaktu awal program.

Dan…

Terimakasih untuk  Great Team PKPU Semarang yang telah memberikan peluang kepada saya untuk beramal lebih banyak dalam program ini
Terimakasih untuk Great Team PDG yang sudah banyak membantu dan memberikan support kepada saya dan sudah sangat sabar membimbing saya (Pak Aan, Pak Rizal, Mba Dewi, Pak Pri, Pak Djoko, Mas Azies, Mas Supri, Pak Musyafa)
Terimakasih untuk semua teman2 PKPU semarang yang tidak bisa saya sebut satu per satu
Terimakasih untuk partner saya dilapangan (Mba Pur) yang selalu setia membantu saya
Terimakasih untuk para Donatur PKPU Semarang, Puskesmas Sekaran, warga Dliksari RW 6 Gunungpati dan juga semua pihak yang sudah terlibat dalam program ini

Semoga program ini semakin menggulirkan keberkahan seperti bola-bola salju yang semakin berkembang ketika ia semakin digulirkan


:: 12 Desember 2014 ::

Rabu, 03 Desember 2014

Emoticon Blog

Hey..Hello...Assalamu'alaikum wr.wb semua nya :D :D

saya mau kasih sedikit inpoh nih..hehe.. :D
bagi kamu-kamu yang biasa nya sangat ekspresif pas nulis di blog..saya punya link nya nih biar pd bsa berekspresi-ekspresi ria lagi. karena ternyata saya baru dapet link nya..hihi.. :)

Terimakasih buat yg udah ngasih link nya ke saya...so..sekarang saya bisa tambah ekspresif nih :D

Let's cekidot guys :)

http://www.gimanacara.com/2014/02/cara-tampilkan-emoticon-di-blog.html

dan selamat mencoba

selamat berkarya

Jangan pernah lelah untuk selalu menorehkan karya nya yaa :)

see you

permisi...Wassalamu'alaikum wr wb

Selasa, 02 Desember 2014

:: HIDUP ADALAH PROSES BELAJAR ::



:) Butuh batu kerikil supaya kita BERHATI – HATI …
:) Butuh semak berduri supaya kita WASPADA ..
:) Butuh Persimpangan supaya kita BIJAKSANA DALAM MEMILIH …
:) Butuh petunjuk jalan supaya kita punya HARAPAN tentang arah masa depan ..

                :) Butuh masalah supaya kita tahu  kita punya KEKUATAN …
                :) Butuh pengorbanan supaya kita tahu cara BEKERJA KERAS ..
                :) Butuh air mata supaya kita tahu MERENDAHKAN HATI …
                :) Butuh dicela supaya kita tahu bagaimana cara MENGHARGAI ..
                :) Butuh tertawa supaya kita tahu MENGUCAPKAN SYUKUR ..
                :) Butuh senyum supaya kita tahu bahwa kita punya SENDIRI …
                :) Butuh orang lain supaya kita tahu kita TAK SENDIRI.... 
 

Keyakinan



Beberapa hari ini sepertinya banyak akitivitas yang menyedot waktu saya hampir lebih dari 12 jam dalam hitungan 24 jam sehari. Hampir-hampir tiap hari berangkat jam 07.30 dan nyampe kost jam 21.00. (**dan berasa jadi mahasiswa lagi ketika masih dikampus dengan seabrek agenda)

Dan ini lah yang justru membuat saya senang ketika saya pulang dimalam hari saya benar-benar bisa menikmati perjalanan dari tembalang – banyumanik. Bukan untuk bernostalgia bukan…bukan juga untuk mengamati dan merekam setiap sudut dari kota tembalang…karena toh saya pun tak tahu kapan bisa move dari kota kecil ini (#ehh)

Tetapi

Yang saya sukai adalah mengamati satu persatu dari setiap penjual makanan atau pun toko atau pun pedagang yang ada disepanjang jalan tembalang-banyumanik. Karena yang saya tahu selama saya disemarang lebih dari 5 tahun, banyak orang yang bilang kalautembalang adalah salah tempat surganya makanan disemarang.

Ehmmm….

Memang bener juga sih…coba deh sesekali kalian hitung setiap penjual yang ada disepanjang jalan ditembalang-kampus Undip. Kalian mau nyoba makanan dengan kantong pas pasan ato kantong berlebihan semua nya sudah tersedia. Dan salah satu penjual yang menjamur disana adalah penjual makanan penyet. Dan jujur sebenarnya makanan yg namanya penyet ini baru saya kenal setelah saya disemarang.

Dannn

Ini lah yang membuat saya sering merenung ketika menelususri jalanan ini. Ya.. penjual penyet. Masih melekat erat dalam ingatan saya ketika dulu saya masih jadi Maba yang unyu-unyu ada satu penjual penyet yang sangat disukai oleh para mahasiswa. Selain masakan nya enak tentu nya harga sesuai dengan kantong mahasiswa seperti saya lah. Dan masih inget sekali kalau penjual penyet ini hanya menggnakan gerobak kecil dan sering menjajakan jualan nya di jalan banjarsari kala itu hanya didampingi oleh suami nya. Dan satu lagi yang saya ingat dari penjual ini bahwa ibu bapak ini sangat ramah sekali. Sesekali beliau bertanya “mau buat sahur ya Mba,”. Ahh…betapa baik nya dan ramah nya beliau.

Dannn

Tahu kah kalian sampai saat ini penjual penyet ini masih eksis (tapi bukan narsis lhooh) menjajakan jualan nya. Subhanallah..ini lah yang membuat saya kagum terhadap suami istri penjual penyet ini. Hingga saat ini saya sudah lulus dan sudah bekerja ternyata mereka masih istiqomah dengan berjualan penyet. Memang tampak berbeda..sekarang mereka sudah punya lapak sendiri bahkan branding nya pun sekarang menjadi warung penyet lesehan “….”, dan sekarang pun tidak hanya dikerjakan sendiri oleh suami istri ini tetapi mereka sudah punya karyawan, varian makanan nya juga semakin banyak. Tapi..yang tak pernah berbeda adalah setiap hari nya warung ini tak pernah sepi oleh pembeli.

Dan begitulah yang ingin saya ambil pelajaran nya dari penjual penyet ini adalah sebuah keyakinan akan rezeki dari Allah yang sudah Allah tetapkan untuk hamba-Nya. 


Keyakinan nya bahwa rezeki dari Allah itu tidak akan pernah tertukar.
Keyakinan bahwa Allah selalu memberikan hasil yang terbaik setelah melihat kesungguhan dari hamba-Nya.
Keyakinan akan ketetapan Allah untuk hamba-Nya adalah ketetapan yang terbaik
Keyakinan yang selalu membuat diri nya selalu sabar akan ketetapan-Nya

Ahh,,,coba saja bayangkan ketika penjual penyet tadi menyerah begitu saja sedari awal karena persaingan antara penjual penyet sangat banyak sekali ditembalang…mungkin saja penjual penyet ini tak akan sukses seperti saat ini. 

Dan coba saja bayangkan lagi ketika penjual penyet tadi ragu bahwa rezeki-Nya akan diambil penjual penyet yang lain nya makan mungkin saja saat ini beliau sudah beralih profesi.
Dan tentunya semua bersumber dari sebuah keyakinan-keyakinan yang ia bangun.
Jangan sampai keyakinan qta itu pudar karena hanya melihat rumput tetangga yang lebih hijau.
Karena sesungguh nya berbicara keyakinan itu bersrti qta berbicara tentang sebuah iman.

Saya ingin mengutip beberapa kalimat dari seorang penulis terkenal “Nazrul Anwar” karyanya yang cukup fenomenal yaitu buku “letter To Karel”.

Kurang lebih seperti ini


“Dimana lagi kita harus mencari kesabaran, selain diruang tunggu yang tak berkesudahan? Tunggu yang selalu mengawali satu persatu kehendak-Nya tiba, tunggu yang antri bergantian untuk mengantarkan kita dari satu takdir ke takdir yang lainnya. Disuguhi kita dengan degup-degup kecemasan, dengan binary-binar harapan, dengan serpihan-serpihan kebingungan, dengan bongkah-bongkah keraguan, dengan serangkaian ketidakpastian, dengan kesedihan dan kegembiraan yang silih berganti. Yang semuanya harus disantap dengan keyakinan, bahwa Dia sudah mempersiapkanyang terbaik untuk setiap episode kehidupan kita dan tentu saja yang terbaik itu akan didapat dengan usaha yang terbaik juga, harus dihadapi dengan penyikan terbaik pula. Karena jika tidak, kita tidak akan pernah merasa kalau itu adalah yang terbaik bagi kita”


Dan bagitulah kehidupn kita..yakin,,bersabar…bersyukur lah..dengan setiap puzzle..dengan setiap episode kehidupan kita. Tak ada yang sia-sia dengan puzzle yang sudah kita dapat.


Perlebarlah ruang tunggu kita untuk mengantri setiap takdir yang akan kita lalui. 

Perlebar lah ruang tunggu kita sehingga menunggu itu tidak hanya sebuah aktivitas pasif tanpa sebuah kebermanfaatan.


Dan hiasilah ruang tunggu itu dengan sebuah nama ‘keyakinan’


Pondok Indah – Gaharu Utara
Awal Desember Ceria – 1 Desember 2014 -
21.38

Tahap Kupu - Kupu : Pekan 2

 Tahap Kupu - Kupu : Pekan 2 Bismillahirrohmanirrohim... Nama : Nur Khayati Regu   : 10 Mikoriza Regional : Semarang MasyaAllah..tak terasa ...