Awal nya saya tak percaya bisa mendampingi program ini selama
2 tahun. Bahkan bisa dikategorikan program PKPU Semarang ini berhasil. Karena sejak
awal 2013 hingga kini akhir 2014 sudah berhasil mengentaskan balita gizi buruk
dan kurang menjadi gizi baik sebanyak 16 balita dari jumlah total balita gizi buruk dan kurang
adalah 21 balita.
SEHATI (Senyum Anak Sehat Indonesia) ini adalah nama dari
program dari PKPU Semarang. Program yang berfokus pada perbaikan gizi balita
dan kesehatan keluarga. Jika saya melihat flash back kebelakang sebenarnya saya
pesimis. Secara komptensi yang saya miliki tentang gizi mungkin tidak sebaik
teman-teman seprofesi saya yang berfokus pada profesi ahli gizi, ilmu
keperawatan atau mungkin dokter. Walaupun saya adalah seoarang lulus kesehatan
masyarakat tetapi konsentrasi yang saya ambil sewaktu kuliah adalah
epidemiologi dan penyakit tropic. Bekal yang saya miliki dulu karena pengalaman
saya dalam mengelola program-program pemberdayaan selama saya dikampus. Dan mungkin
itu yang menjadi pertimbangan PKPU saat saya seleksi dulu sehingga saya bisa
diterima di PKPU (**hehe..terlalu PeDe).
Satu lagi yang awalnya dulu membuat saya pesimis…ketika
pertama kali saya dapat penjelasan tentang gambaran wilayah nya. Subhanallah…wow
sekali sist J
(**hihi :) ). Wilayah itu termasuk wilayah kristenisasi di semarang. Jalan
untuk masuk sana sangat terjal bahkan mobil kantor pun tak bisa. Sebagian besar
penduduk nya adalah pemulung, buruh bahkan ada tokoh masyarakat yang bilang klo
wilayah itu tingkat kriminalitas nya tinggi. MasyaAllah…kala itu langsung muncul
kekhawatiran sebenarnya. Tapi saat itu yang menguatkan diri ini dan yang selalu
saya tanamkan dalm hati ini adalah ini adalah peluang amal yang besar.
Dan…baiklah saya harus mulai membuka-buka kembali
materi-materi perkuliahan saya lagi. Meminjam buku-buku gizi ke adek-adek kelas
karena secara buku kuliah saya sudah saya ungsikan ke rumah. Hehe :D
So..well… Bismillah :) I will try it :)
Ternyata cukup berat memang diawal..bolak balik dengan
wilayah yang tidak mulus, karakter masyarakat yang sangat keras, pendidikan
mereka yang rata-rata hanya lulusan SD, kondisi ekonomi sebagian besar adalah
menengah ke bawah. Dan sepertinya karena shock terapi yang pertama ini akhirnya
baru beberapa hari saya masuk kerja di PKPU saya udah masuk RS karena DBD dan
typus. ini adalah moment yang selalu saya ingat. Hehe :)
Saya dekati kader posyandu dengan perlahan..menjalin
komunikasi dengan tokoh masyarakat dan juga puskesmas menjadi kunci bagi saya
bisa diterima dimasyarakat. awalnya yang mereka sangat apatis terhadap saya
pada akhirnya mereka semakin dekat dan welcome terhadap saya.
Bolak-balik ke posyandu tiap bulan, pemantauan balita gizi
buruk dan kurang di posyandu pemulihan, home visit ke rumah-rumah balita,
pelatihan kader posyandu sudah menjadi santapan yang lezat bagi saya.
Mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat yang masih
apatis terhadap gizi balita mereka juga sudah menjadi santapan yang biasa bagi
saya. Dan pada akhirnya saya masih bisa bertahan dengan program ini hingga 2
tahun ini.
2 tahun menjadi waktu yang cukup singkat bagi saya akan
tetapi banyak hal yang bisa saya
pelajari dari sana.
Saya belajar bagaimana bisa memahami mereka dengan perlahan
Saya belajar bagaimana bisa memposisikan diri saya pada
posisi mereka
Saya belajar bagaimana menyusun menu gizi yang baik untuk
penederita gizi buruk dan kurang
Saya belajar bagimana diri saya bisa diterima oleh
masyarakat
Saya belajar bagaimana bisa merubah pola pikir mereka
terhdap penting gizi balita mereka
Dan yang paling saya adalah saya banyak belajar dan
berekspresi dalam memainkan menu masak memasak
Dan ..dan …dan …
Masih
Masih
Masih banyak lagi yang bisa pelajari dari sana
And the last saya bersyukur saat ini hanya tinggal 5 balita
yang masih harus dalam pemantauan. Dari total 20 balita diwaktu awal program.
Dan…
Terimakasih untuk Great Team PKPU Semarang yang telah memberikan
peluang kepada saya untuk beramal lebih banyak dalam program ini
Terimakasih untuk Great Team PDG yang sudah banyak membantu
dan memberikan support kepada saya dan sudah sangat sabar membimbing saya (Pak
Aan, Pak Rizal, Mba Dewi, Pak Pri, Pak Djoko, Mas Azies, Mas Supri, Pak Musyafa)
Terimakasih untuk semua teman2 PKPU semarang yang tidak bisa
saya sebut satu per satu
Terimakasih untuk partner saya dilapangan (Mba Pur) yang
selalu setia membantu saya
Terimakasih untuk para Donatur PKPU Semarang, Puskesmas
Sekaran, warga Dliksari RW 6 Gunungpati dan juga semua pihak yang sudah terlibat
dalam program ini
Semoga program ini semakin menggulirkan keberkahan seperti
bola-bola salju yang semakin berkembang ketika ia semakin digulirkan
:: 12 Desember 2014 ::