Minggu, 21 September 2014

_belajar dari sebuah kisah seorang Ibu yang pulang dari pasar_

Hmmm..lama sekali rasanya tidak menulis yg berisi tulisan2 dan ide2 ungkapan dari hati. Sudah lama sekali ingin menuangkan ide ini akan tetapi bingung mau mulai dari mana.
Dan akhirnya ku kuatkan niat untuk menulisnya, membiarkan jari jemari menari dengan sebebasnya diatas key board laptop yg selalu setia menemani.
Yah..berawal dari beberapa kejadian yang kahir-akhir ini aku alami bersama teman-teman seperjuangan di lembaga kampus (baik BEM, Rohis atau yang lainnya). Sempat tertohok dan mulai berpikir ketika beberapa kali ada teman yang sering bilang “saya gak bsa fokus ukh klo harus memegang banyak hal. Saya ingin melepas salah satu dan saya ingin mundur dari lembaga untuk bsa fokus ke skripsi” atau ada juga sering bilang “Afwan saya ijin mau fokus ke skripsi. Jadi sementara saya mundur dari lembaga”. Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang pernah terlontar dari sahabat-sahabat perjuangan saya.
Memang hal ini tidak akan pernah bisa qta pungkiri,,bahkan mungkin salah satu didalamnya qta pernah mengatakan hal seperti ini. Entah itu hanya berkata pada diri sendiri atau pernah menyampaikannya ke teman atau sahabat-sahabat qta (**termasuk saya sendiri mungkin). Apalagi hal seperti ini pasti banyak di alami oleh mahasiswa-mahasiswa yg sedang berada di tingkat akhir tetapi masih berada di lembaga mahasiswa.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kalimat-kalimat yang pernah muncul tadi karena itu semua adalah hak privacy diri qta masing-masing. Kadang saya pernah berpikir sebenarnya apa sih tujuan kita kuliah?dan sebenarnya apa pula tujuan qta berada di lembaga. Dan saya pernah mendapatkan jawaban seperti ini “ yah tujuan utama  qta kuliah kan belajar dan tujuan qta dilembaga adalah sebagai sebuah aktualisasi diri. Jadi wajar dong kalau kemudian qta memutuskan untuk fokus di akademik”. Dan pastinya akan ada jawaban-jawaban yang lain menurut versi kita masing-masing.
Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah buku dan didalamnya ada sebuah kisah inspiratif. Dan selnajutnya membantu diri saya untuk menemukan jawaban sendiri atas pertanyaan saya tadi. Mungkin saja ini juga bisa membantu sahabat-sahabat seperjuangan saya.
Kisah tentang perjuangan seorang ibu yang penuh dengan keikhlasan..^_^
“Ibu ini baru saja pulang dari pasar. Namun, ketika sampai didepan rumahnya, dia melihat pemandangan memilukan. Rumah yang ia tinggalkan terbakar!tiba-tiba sang ibu teringat, anaknya yang baru berumur tujuh bulan berada berada didalam rumah itu. Bergegas sang ibu berlari secepat-cepatnya. Belanjaan ditangannya pun dilemparkan. Dia terobos kobaran api yang makin membesar emi menyelamtkan bayinya. Ia pun terluka, berdarah-darah dan api pun membakar tubuhnya. Kepala pening karena tertimpa genting dan reruntuhan puing. Tapi ia tidak peduli emi sang buah hati. Sakit tak ia rasakan. Ia terus menerobos dan mencari-cari. Dia dapati sang bayi. Terkapar dalam luka bakar. Buru-buru ia gendong. Tertatih-tatih.menerobos keluar dari api yang berkobar. Ia membelai sang anak dan bergegas mencari pertolongan ke Rumah Sakit terdekat.
Namun sang ibu tak secuil pun merasakan pedihnya sakit dan luka. Fokus pada buah hatinya. Cintanya “Anakku..anakku..” itulah yang ada dalam benaknya. Seluruh potensi, kekuatan, dan daya upaya pun tertuju padanya.
Ketika snag ibu dirawat dirumah sakit, barulah dia merasakan sakit. Dai baru sadar, ternyata tubuh ya penuh dengan luka bakar. Kapan sang ibu merasakan sakit?bukan! bukan ketika menerobos kobaran api, bersentuhan dengan panasnya api atau ditimpa reruntuhan puing rumahnya. Dia baru merasakan sakit ketika sang anak dalam perawatan rumah sakit. Saat tanggung jawab perawatan dialihkan kepada pihak rumah sakit dan dia pun sendirian.
Saat memikirkan dirinya sendiri, tubuhnya yang penuh luka, kaki dan tangannya yang penuh darah, ketika itulah, pedihnya mulai dirasa. Kepala, tangan dan punggung dan kakinya sudah tidak menentu kondisinya. Sakit yang sedari tadi tertahan itu pun muncul tiba-tiba. Ketika ia mulai memikirkan, dalam kesendirian.”
Yah,,yah..sangat luar biasa bukan perjuangan seorang ibu tadi?
Kisah tadi daat kita analogikan dengan kondisi qta saat menjadi mahasiswa tingkat akhir. Saat dimana amanah dari orang tua menuntut untuk segera diselesaikan. Namun, disisi lain juga ada amanah lembaga yang juga membutuhkan konstribusi qta.
Entahlah karena alasan tidak ada kader dilembaga itu ato mungkin karena memang qta berkompeten dalam bidang itu sehingga qta diminta untuk mengamban amanah itu ato mungkin karena keinginan qta sendiri atau pun secara tidak langsung dipaksa oleh orang lain.(**hehe..)
Tetapi yang jelas qta sudah menerima amanah itu dan berada menjadi bagian dalam lembaga itu. Dan pertanyaan nya apakah kemudian kita akan diam saja membiarkan roda kehidupan berputar dan qta hanya menjadi penonton saja atau qta menjadi bagian dari ruji yang juga akan qta ikut berputar didalamnya.
Terkadang tanpa disadari suatu ketika qta akan merasa banyak ruang pikiran qta yang tersita dengan berbagai tuntutan amanah yang ada. Dan disaat-saat inilah kita pasti akan berfokus pada diri kita pribadi sendiri. “skripsi attau TA yang meminta segera untuk diselesaikan. Orang tua yang segera meminta untuk menyelesaikan masa studi akan tetapi kondisi amanah lembaga masih berjubel”hmmm,,inilah yang terkadang yang membuat diri qta semakin merasa seakan menjadi orang yang paling menderita dibandingkan dengan teman2 lain yang sudah meraih apa yang belum kita raih tadi.
Lucu juga sebenarnya..ketika seharusnya qta banyak bersyukur karena kita masih diberi kesempatan berkonstribusi untuk orang banyak tetapi terkadang diri qta memungkirinya dengan alasan akademik.
Sahabat-sahabat seperjuangan saya..coba kita renungkan bersama statement berikut ini “kita tidak merasakan sakit ketika kita fokus untuk meberikan manfaat kepada orang lain. Namun, ketika kita memikirkan diri kita sendiri, bersiap-siaplah kita akan lebih menderita dan lebih banyak merasakan sakit dari pada senang dan bahagia”.
Dalam hidup ini memang kita perlu merencanakan dan membuat target dalam setiap langkah kita. Namun seindah apa pun yang sudah kita buat maka akan jauh lebih indah rencana Allah. Janganlah hanya berfokus pada target pribadi kita masing-masing..cintailah dengan sepenuh hati apa yang menjadi manah dari Allah itu..karena hadiah dari Allah itu jauh lebih indah dari apa pun.
Menjadi mahasiswa tingkat akhir itu tidak kemudian menutup kemungkinan kita memberikan karya yang terbaik kita selama di kampus. Justru ini lah kesempatan terindah yang Allah berikan.
Teruslah bergerak dan berkarya hanya karena Allah..:)
 :: At wisma ABS (Andalusia Baitussabil) ::
**crita nya lupa in tulisan kapan yaaa..hihi... :D



Istiqomah



:: Sebuah taujih yang saya peroleh dari seorang ummahat di Brebes ::

Hari ini adalah hari ke 10 saya berada di kota penghasil bawang dan telur asin di Jawa Tengah. Namun, sepertinya saat ini sebutan untuk kota ini akan sedikit bergeser menjadi kota termacet di Jawa Tengah..^_^ kemacetan yang sangat-sangat panjang ini sekarang sudah menjadi pemandangan yang biasa di kota brebes terutama brebes daerah pantura..^_^
Tapi cukup tetap masih bangga dengan kota ini.. dengan logat bahasa yang sangat khas yaitu bahasa ngapaknya..dan terkadang saya pun kesulitan memahaminya.. ^_^
Dan selama 10 hari ini pun saya tak mendapat asupan rukhiyah dalam sebuah lingkaran cinta..^_^ kangen sekali rasanya.. ^_^ tapi justru ini lah tantangannya, ibarat ini adalah sebuah arena pertandingan lari marathon maka ini adalah salah satu sarana bagi diri ini untuk melakukan pemanasan sebelum diri ini benar-benar terjun dalam pertandingan..^_^ ini adalah ladang pembelajaran yang luarrr biasa dan nyata bagi diri ini sebelum diri ini benar-benar terjun dalam dunia pasca kampus..^_^
Singkat cerita saya akan sahring tentang hasil pertemuan saya dengan seorang ummahat di brebes dan ini menjadi sebuah pengingat bagi kita semua. Yah..walaupun mungkin selama ini qta sudah sering mendapatkan taujih ini. Yupz..tentang “istiqomah”. Dan ini sangat pas sakali dengan suasana dan kondisi qta yang benar2 butuh tentang taujih ini.
Sebelumnya diawali dengan sebuah kisah dua orang pemuda bersama keluarganya. Semoga qta bisa mengambil ibrah dari kisah ini.. ^_^
Alkisah ada sebuah keluarga yang terdiri dari seorang suami istri dan 2 orang anaknya. Kedua anaknya ini merupakan pemuda yang seumuran dengan kita. Awalnya kelurga ini cukup harmonis. Namun, 2 orang putra dari suami istri ini tepatnya kakak beradik ini beranjak dewasa dan ulahnya pun semakin menjadi. Kakak dan adik ini umurnya pun jaraknya tak jauh beda tetapi mereka mempunyai sifat yang bertolak belakang. Seorang kakak yang amat sholeh, rajin beribadah, selalu ngaji dan pokoknya TOP banget deh klo soal agama. Saking shalehnya dia pun tidak pernah berbuat maksiat. Namun, sangat berbeda jauh sekali dengan sang adik yang sering berbuat maksiat, judi, minum minuman keras, yah pokoknya sangat berbeda sekali dengan sang kakak. Dan sering sekali sang adik ini pun mengambil uang kedua orang tuanya dan bahkan sering mengambil perhiasan ibunya. Sampai suatu ketika sang Ibu pernah menegurrnya malahan sang ibu di tendang oleh anaknya yang jahat tadi. Karena terlalu memikirkan kondisi kedua anaknya maka suatu ketika ayah nya pun hingga meninggal. Walaupun perlakuan anaknya yang seperti itu tadi tetapi sang ibu selalu mendoakan anaknya yang selalu berbuat maksiat tadi agar anaknya tadi diberikan hidayah dan suatu saat nanti klo diambil nyawanya dalam keadaan yang khusnul khotimah. Dan Ibu tadi pun hanya mendoakan untuk anak yg suka berbuat masiat sedangkan anak yang sholeh tadi tidak didoakan oleh Ibunya.
Suatu hari sang ayah dari kedua anak tadi meninggal dunia karena sudah kewalahan memikirkan anaknya tadi. Tetapi justru keadaan ini dimanfaatkan oleh sang anak yang suka berbuat maksiat tadi untuk meminta harta warisan kepada Ibunya. Karena dia berpikir kalau ayahnya sudah meninggal tentu dia punya hak waris atas harta yang dimiliki oleh ke dua orang tuanya. Sang anak tadi meminta paksa kepada Ibu nya tadi lalu sang Ibu bertanya mau diapakan harta warisan itu. Sang anak tadi menjawab harta warisan tadi akan digunakan untuk membangun rumah bordir dan tempat perjudian. Dan sekali lagi Ibu tadi hanya bisa berdoa dan berpasrah sepenuhnya kepada Allah SWT.  Setelah anak tadi mendapatkan harta warisan dari Ibunya tadi maka benarlah dia gunakan harta tadi untuk membangun rumah bordir.
Suatu ketika sang anak yang sholeh tadi berpikir bahwa dia akan melakukan perbuatan maksiat. Dalam pikirannya itu tak menjadi sebuah masalah ketika dia berbuat maksiat sekali saja karena ibadahnya selama ini sudah sangat rajin sekali. Tak masalah tentunya bagi dirinya tinggal dia melakukan taubat kepada Allah setelah melakukan maksiat pasti Allah akan mengampuni dosanya. Dia berpikir bahwa perbuatan maksiat yang dilakukan cuma sekali ini tak begitu banyak seperti apa yang sudah dilakukan adiknya selama ini. Akhirnya dia berpikir hari itu dia akan mendatangi rumah bordir yang sudah dibangun oleh adiknya tadi. Pada saat yang sama adeknya tadi juga memikirkan hal yang sama. Sang adik tadi berpikir bahwa selama ini dia sudah banyak sekali berbuat dosa dan maksiat dan dia berpikir ingin memperbaiki dirinya seperti kakaknya yang sholeh tadi. Dan dia berpikir pada hari itu ingin pergi ke masjid untuk shalat, dizikir dan tilawah seperti apa yang sudah dilakukan oleh kakaknya. Akhirnya pada saat itu juga adik tadi memakai baju koko dan peci dan bergegas untuk ke masjid.
Rencana Allah itu memang tidak ada yang tahu..setelah kedua bersaudara tadi melakukan apa yang ada dalam pikiran mereka masing-masing, tiba-tiba desa itu dilanda oleh bencana gempa. Dan meluluhlantakkan semua yang ada di desa tadi. Bangunan yang ada hampir semuanya runtuh dan tragisnya kedua saudara tadi meninggal ditempat yang berbeda. Sang kakak meninggal dirumah bordir dan adiknya meningggal didalam masjid dan kejatuhan rentuhan bangunan yang ada. Ibunya pun sangat terpukul melihat kejadian itu. Apalagi setelah melihat sang anak yang sholeh meninggal di tempat bordir dan adik yang suka berbuat maksat tadi meninggal didalam masjid. Ini pun bahan pertanyaan warga sekitar. Dan Ibu tadi merasa sangat bersalah kenapa yang dulu dia doakan agar meninggal khushul khotimah hanya anak yang suka berbuat maksiat saja.
Itulah singkat cerita tentang kisah dua pemuda bersama keluarganya. Banyak ibroh sebenarnya yang bisa qta ambil dari sepenggal kisah dua orang pemuda tadi. Pertama mungkin yang dapat qta ambil adalah terkait doa seorang ibu. Memang doa dan ridho seorang ibu itu tidak ada dua nya. Seperti apa yang sudah di doakan oleh sang Ibu tadi bahwasanya dia mengaharap anaknya meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dan itu pun diwujudkan oleh Allah SWT. Makanya sebagai seorang muslimah peristiwa ini mengingatkan kita kembali untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua kita. Terutama seorang Ibu yang sudah berjuang melahirkan kita ke dunia ini...( jadi inget ibu dirumah euy.. ^_^)
Kedua..kisah tadi mengingatkan kembali kepada kita terkait satu kata yang penuh makna yaitu “Istiqomah”. Sebuah kata yang sering kita lontarkan akan tetapi kadang sulit untuk diaplikasikan. Dan ibroh inilah yang akan kita bahas lebih lanjut. Coba kita lihat kisah dua orang pemuda tadi..sungguh Allah lah yang maha membolak-balikkan hati seorang hamba-Nya bukan?dua orang pemuda yang sifatnya saling bertolak belakang tadi pun bisa berubah hati dan perilakunya dalam sekejap bukan. Mungkin sama hal nya dengan kita..karena hati ini hanya Allah yang tahu. Mungkin yang selama ini qta rajin ngaji dalam sebuah lingkaran cinta, rajin tilawah, sedekah, dan yang lainnya belum tentu juga qta adalah yang terbaik diantara orang-orang disekitar kita. Namun, juga bila kita lihat kondisi sang adik dalam kisah tadi mungkin kita juga sering menjumpainya disekitar lingkungan kita. Terkadang belum tentu juga mereka adalah orang yang terburuk didunia ini. Jangan pernah selanjutnya qta menuduh mereka adalah orang yang paling buruk didunia ini.
Itulah seorang manusia..tidak ada yang tahu apa isi hati mereka. Itu pun dapat dilihat pada kondisi pribadi masing-masing dari qta. Belum tentu yang selama ini qta rajin ngaji dalam sebuah lingkaran cinta maka itu akan menjamin akhlak dari diri qta dan menjamin kelak qta masuk surga dan belum tentu juga orang yang selalu berbuat maksiat maka kelak ia akan dijamin masuk neraka . hanya Allah lah yang tahu??
Coba pertanyakan kembali pada diri kita masing-masing apakah selama ini aktivitas liqo qta itu adalah sebuah kebutuhan bagi diri kita???ato hanya lah sebuah rutinitas pekanan??jika jawabannya adalah hanya sebuah rutinitas maka pertanyakanlah dan lakukanlah instropeksi pada diri kita..
Karena tidak ada yang bisa menjamin kondisi hati kita maka perlulah qta saling mengingatkan diantara saudara-saudara qta. Jangan sampai kita lalai. Oleh karena itu jadikanlah aktivitas liqo qta sebagai sebuah kebutuhan bukan rutinitas pekanan saja. tidak hanya sebagai pemenuh kebutuhan rukhani saja tapi ini juga sebagai sarana bagi diri kita untuk saling mengingatkan diantara saudara-saudara kita. Sehingga senantiasa kita bisa istiqomah didalam jalan dakwah ini..
Muslim yang beristiqomah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan dan aqidahnya dalam situasi dan kondisi apapun. Ia bak batu karang yang tegar menghadapi gempuran ombak-ombak yang datang silih berganti. Ia tidak mudah loyo atau mengalami futur dan degradasi dalam perjalanan dakwah. Ia senantiasa sabar dalam menghadapi seluruh godaan dalam medan dakwah yang diembannya. Meskipun tahapan dakwah dan tokoh sentralnya mengalami perubahan. Itulah manusia muslim yang sesungguhnya, selalu istiqomah dalam sepanjang jalan dan di seluruh tahapan-tahapan dakwah.
Suatu saat nanti pun kita tidak selamanya dalam kondisi dimana selalu bertemu dengan keadaan yang homogen yaitu kondisi yang kondusif untu mendukung kondisi rukhiyah kita. Apalagi dengan masyarakat kita yang begitu heterogen maka diluar sana akan penuh dengan tantangan yang luar biasa. Mungkin saat ini ketika kita berada dalam lingkungan kampus kita masih akan merasakan kondisi dan lingkungan yang kondusif ini, liqo setiap pekan, ada suplemen2 yang sennatiasa kita dapat dalam setiap pekannya. Namun, setelah kita lulus apakah kita masih akan menapatkan semua itu?
Maka marilah kita senantiasa menjaga diri ini selalu dalam keadaan yang beristiqomah. Ada beberapa tahapan untuk mencaai istiqomah tersebut yaitu
  1. Istiqomah Hati
Dalam hal ini kita senantiasa teguh dan menjaga hati kita melalui sifat-sifat yang terpuji. Seperti tidak sering mengeluh, berpositif thinking, selalu hanya mengharap ridha Allah, dll. Seperti dijelaskan dalam Q.S Al Furqon : 32

2. stiqomah Lisan
    Dalam hal ini kita senantiasa memelihara lisan dan tutur kata misalnya tidak bohong, jujur, tidak bermuka dua dan berani menyatakan kebenaran Allah”.

    3. Istiqomah Perbuatan
      Istiqomah perbuatan merupakan ketekunan dalam bekerja, melakukan amalan yan g di ridhai oleh Allah. Memiliki sikap/dedikasi dalam melakukan perbuatan tanpa kecewa, tanpa lemah semangat atau putus asa.

      Kita harus selalu yakin akan janji Allah di dunia ini maupun diakherat kelak. Seperti dalam ayat berikut ini :
      “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat;di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta.Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS Fushilat:30-32).
      Smoga Allah senantiasa memberikan kelimpahan keberkahan dan keistiqomahan pada diri qta.  Tetaplah bersemangat untuk senantiasa melakukan perbaikan diri.. ^_^

      ::Homestay Wanasari-Brebes, 18 November 2012::

      Menunggu "seseorang"

      RUANG TUNGGU
      =================

      Adalah tunggu, ruang yang selama ini tertata rapi di hatiku, menanti kehadiran sosokmu yang entah akan seperti apa. Sosok yang nantinya akan menggenapiku. Aku tak tahu apakah kamu memang benar-benar orang baru yang belum aku kenal sebelumnya. Atau jangan-jangan, kita sudah pernah bertemu tapi belum sama-sama tahu. Ah sudahlah, kita lihat saja nanti.

      Awalnya aku kira, menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Seiring berjalannya waktu, aku baru mengerti bahwa menunggu adalah salah satu kebijaksanaan yang diajarkan Tuhan. Iya, Tuhan selalu lebih tahu waktu yang paling tepat, bukan? Kita hanya harus menunggu sampai waktu yang tepat itu datang.

      Maka siapapun yang percaya bahwa Tuhan lebih tahu mana waktu yang paling tepat, harus selalu menyediakan ruang tunggu di hatinya. Tinggal masalahnya, mau diapakan ruang tunggu itu. Ada yang mengisinya dengan usaha, ada yang menjalaninya dengan tindakan yang sia-sia, ber-iri ria dengan pencapaian orang lain, atau bertanya tidak jelas entah kepada siapa kapan saat untuk dirinya tiba. Ada yang menghiasinya dengan keluh-kesah dan menyalahkan, ada juga yang mengharumkannya dengan aroma kesabaran yang menyebar layaknya udara, yang terpusat di ruang tunggu, lalu perlahan menyeruak ke ruang lain di dalam hati. Tapi apapun itu, pada dasarnya, kita semua sedang melakukan hal yang sama; menunggu ketetapan-Nya tiba.

      Terkait seberapa sebentar atau lamanya kita harus menunggu, ah aku pikir Tuhan punya kebijaksanaan yang cukup untuk menentukannya. Toh selama ini Tuhan tak pernah terlambat, Dia selalu tepat waktu. Lagipula sebentar atau lama itu harusnya tak terlalu menjadi masalah untuk yang memahami bahwa hidup bukanlah sekedar kumpulan waktu. Hidup adalah kumpulan kesadaran. Karenanya, nilainya bukan ditentukan dari seberapa sebentar atau lamanya, tapi seberapa banyak kesadaran yang kita miliki tentang kehidupan itu sendiri. Kesadaran yang menjelma menjadi hikmah juga pengalaman berharga dalam setiap episode kehidupan. Begitu juga dengan menunggu. Bukan permasalahan seberapa lama waktu tunggu, tapi tentang seberapa banyak hal berharga yang bisa kita dapatkan dari proses menunggu itu sendiri.

      Lagipula, siapapun kamu nantinya, seperti apapun kamu yang dikirim Tuhan untuk menggenapiku, sekarang aku tak lagi merasa sedang menunggumu, sejak aku mengerti bahwa menunggu adalah bagian dari pertemuan itu sendiri. Jadi seumpama Tuhan baru mempertemukan kita setahun kemudian misalkan, maka sebenarnya pertemuan itu sudah dimulai sejak aku sadar dan mempersiapkan diri selayak mungkin untuk menyambutmu, siapapun kamu yang akan datang itu.

      ___ Genap, Nazrul Anwar


      --> ahhh..baiklah..ini memang tulisan copas dari tulisan Nazrul Anzwar sangat ngena banget. dan sedang menanti terbitan buku ke dua dg judul 'Genap'.

      Dan baiklah sekarang aku semakin harus memaknai arti kata menunggu. bahwasa nya menunggu itu bukan masalah lama nya waktu untuk melakukan itu tapi terkait hal berharga apa yang sudah qta lakukan dalam proses menunggu itu. sehingga kelak qta benar2 pantas dan siap untuk mendapatkan nya. STOP untuk berhenti menyalahkan keadaan ato mencari kambing hitam dalam proses menunggu ini. karena sejatinya diri kita lah yang punya andil untuk berperan dlam proses itu.

      tetap semangat wahai ukhtifillah..dan semua wanita yang sedang dalam proses 'menunggu' ato 'menanti'.
      yakinlah tidak akan ada yang sia-sia dalam setiap proses yang sudah qta lalui. dan saat ini qta sedang menyusun keping puzzle kehidupan qta untuk menjadikan nya menjadi rangkaian yang sangat indah.

      senantiasa menjaga kedekatan hubungan qta dengan Allah dan selalu memohon yang terbaik menurut Allah.

      :: at kantor PKPU Semarang ::
      21 September 2014

      Rabu, 10 September 2014

      Ta'aruf doloe yukkk....



      Assalamu'alaikum wr.wb

      Selamat pagi..siang..sore..malam...(apapun lah yaaa..kapan pada baca nya ) Bapak...Ibu..Kakak..Adek...tante..Om..Nenek..Kakek..Paman..Bibi..Opa..Bulik..Pak Dhe..Akhi wa Ukhti (hmmm..apa lagi yaaa??? ehmmmm..ada yg belum kesebut kah) **klo belum ke sebut brati sebut ajah sendiri yahhhh.. :)

      ahhh...sudah lah tak mau berpanjang kali lebar kali tinggi karena nanti akan jadi volume cukup besar. hahaha

      ehmmmm..ehemmmm..apa yaaaa..

      saya cuma mau ngucapin ajah kok..selamat menikmati tulisan saya. yaaa..mungkin ini peralihan dari blog pribadi saya. (hal ini dikarenakan banyak permintaan untuk baca tulisan saya sih.. **cieeehh..suitttt..suitttt #PeDeAbizzz)

      Mohon maaf klo masih ada tulisan yang masih berantakan..masih dalam proses belajar dan kenalan sih. belum tahu lebih dalem nya tentang blogspot. **pisss

      selamat mencermati..selamat menikmati dan selamat menyaksikan

      Sekian dan terimakasih

      Wassalamu'alaikum wr.wb


      Tahap Kupu - Kupu : Pekan 2

       Tahap Kupu - Kupu : Pekan 2 Bismillahirrohmanirrohim... Nama : Nur Khayati Regu   : 10 Mikoriza Regional : Semarang MasyaAllah..tak terasa ...