Hmmm..lama sekali rasanya tidak menulis yg berisi tulisan2 dan ide2 ungkapan dari hati. Sudah lama sekali ingin menuangkan ide ini akan tetapi bingung mau mulai dari mana.
Dan akhirnya ku kuatkan niat untuk menulisnya, membiarkan jari jemari menari dengan sebebasnya diatas key board laptop yg selalu setia menemani.
Yah..berawal dari beberapa kejadian yang kahir-akhir ini aku alami bersama teman-teman seperjuangan di lembaga kampus (baik BEM, Rohis atau yang lainnya). Sempat tertohok dan mulai berpikir ketika beberapa kali ada teman yang sering bilang “saya gak bsa fokus ukh klo harus memegang banyak hal. Saya ingin melepas salah satu dan saya ingin mundur dari lembaga untuk bsa fokus ke skripsi” atau ada juga sering bilang “Afwan saya ijin mau fokus ke skripsi. Jadi sementara saya mundur dari lembaga”. Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang pernah terlontar dari sahabat-sahabat perjuangan saya.
Memang hal ini tidak akan pernah bisa qta pungkiri,,bahkan mungkin salah satu didalamnya qta pernah mengatakan hal seperti ini. Entah itu hanya berkata pada diri sendiri atau pernah menyampaikannya ke teman atau sahabat-sahabat qta (**termasuk saya sendiri mungkin). Apalagi hal seperti ini pasti banyak di alami oleh mahasiswa-mahasiswa yg sedang berada di tingkat akhir tetapi masih berada di lembaga mahasiswa.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kalimat-kalimat yang pernah muncul tadi karena itu semua adalah hak privacy diri qta masing-masing. Kadang saya pernah berpikir sebenarnya apa sih tujuan kita kuliah?dan sebenarnya apa pula tujuan qta berada di lembaga. Dan saya pernah mendapatkan jawaban seperti ini “ yah tujuan utama qta kuliah kan belajar dan tujuan qta dilembaga adalah sebagai sebuah aktualisasi diri. Jadi wajar dong kalau kemudian qta memutuskan untuk fokus di akademik”. Dan pastinya akan ada jawaban-jawaban yang lain menurut versi kita masing-masing.
Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah buku dan didalamnya ada sebuah kisah inspiratif. Dan selnajutnya membantu diri saya untuk menemukan jawaban sendiri atas pertanyaan saya tadi. Mungkin saja ini juga bisa membantu sahabat-sahabat seperjuangan saya.
Kisah tentang perjuangan seorang ibu yang penuh dengan keikhlasan..^_^
“Ibu ini baru saja pulang dari pasar. Namun, ketika sampai didepan rumahnya, dia melihat pemandangan memilukan. Rumah yang ia tinggalkan terbakar!tiba-tiba sang ibu teringat, anaknya yang baru berumur tujuh bulan berada berada didalam rumah itu. Bergegas sang ibu berlari secepat-cepatnya. Belanjaan ditangannya pun dilemparkan. Dia terobos kobaran api yang makin membesar emi menyelamtkan bayinya. Ia pun terluka, berdarah-darah dan api pun membakar tubuhnya. Kepala pening karena tertimpa genting dan reruntuhan puing. Tapi ia tidak peduli emi sang buah hati. Sakit tak ia rasakan. Ia terus menerobos dan mencari-cari. Dia dapati sang bayi. Terkapar dalam luka bakar. Buru-buru ia gendong. Tertatih-tatih.menerobos keluar dari api yang berkobar. Ia membelai sang anak dan bergegas mencari pertolongan ke Rumah Sakit terdekat.
Namun sang ibu tak secuil pun merasakan pedihnya sakit dan luka. Fokus pada buah hatinya. Cintanya “Anakku..anakku..” itulah yang ada dalam benaknya. Seluruh potensi, kekuatan, dan daya upaya pun tertuju padanya.
Ketika snag ibu dirawat dirumah sakit, barulah dia merasakan sakit. Dai baru sadar, ternyata tubuh ya penuh dengan luka bakar. Kapan sang ibu merasakan sakit?bukan! bukan ketika menerobos kobaran api, bersentuhan dengan panasnya api atau ditimpa reruntuhan puing rumahnya. Dia baru merasakan sakit ketika sang anak dalam perawatan rumah sakit. Saat tanggung jawab perawatan dialihkan kepada pihak rumah sakit dan dia pun sendirian.
Saat memikirkan dirinya sendiri, tubuhnya yang penuh luka, kaki dan tangannya yang penuh darah, ketika itulah, pedihnya mulai dirasa. Kepala, tangan dan punggung dan kakinya sudah tidak menentu kondisinya. Sakit yang sedari tadi tertahan itu pun muncul tiba-tiba. Ketika ia mulai memikirkan, dalam kesendirian.”
Yah,,yah..sangat luar biasa bukan perjuangan seorang ibu tadi?
Kisah tadi daat kita analogikan dengan kondisi qta saat menjadi mahasiswa tingkat akhir. Saat dimana amanah dari orang tua menuntut untuk segera diselesaikan. Namun, disisi lain juga ada amanah lembaga yang juga membutuhkan konstribusi qta.
Entahlah karena alasan tidak ada kader dilembaga itu ato mungkin karena memang qta berkompeten dalam bidang itu sehingga qta diminta untuk mengamban amanah itu ato mungkin karena keinginan qta sendiri atau pun secara tidak langsung dipaksa oleh orang lain.(**hehe..)
Tetapi yang jelas qta sudah menerima amanah itu dan berada menjadi bagian dalam lembaga itu. Dan pertanyaan nya apakah kemudian kita akan diam saja membiarkan roda kehidupan berputar dan qta hanya menjadi penonton saja atau qta menjadi bagian dari ruji yang juga akan qta ikut berputar didalamnya.
Terkadang tanpa disadari suatu ketika qta akan merasa banyak ruang pikiran qta yang tersita dengan berbagai tuntutan amanah yang ada. Dan disaat-saat inilah kita pasti akan berfokus pada diri kita pribadi sendiri. “skripsi attau TA yang meminta segera untuk diselesaikan. Orang tua yang segera meminta untuk menyelesaikan masa studi akan tetapi kondisi amanah lembaga masih berjubel”hmmm,,inilah yang terkadang yang membuat diri qta semakin merasa seakan menjadi orang yang paling menderita dibandingkan dengan teman2 lain yang sudah meraih apa yang belum kita raih tadi.
Lucu juga sebenarnya..ketika seharusnya qta banyak bersyukur karena kita masih diberi kesempatan berkonstribusi untuk orang banyak tetapi terkadang diri qta memungkirinya dengan alasan akademik.
Sahabat-sahabat seperjuangan saya..coba kita renungkan bersama statement berikut ini “kita tidak merasakan sakit ketika kita fokus untuk meberikan manfaat kepada orang lain. Namun, ketika kita memikirkan diri kita sendiri, bersiap-siaplah kita akan lebih menderita dan lebih banyak merasakan sakit dari pada senang dan bahagia”.
Dalam hidup ini memang kita perlu merencanakan dan membuat target dalam setiap langkah kita. Namun seindah apa pun yang sudah kita buat maka akan jauh lebih indah rencana Allah. Janganlah hanya berfokus pada target pribadi kita masing-masing..cintailah dengan sepenuh hati apa yang menjadi manah dari Allah itu..karena hadiah dari Allah itu jauh lebih indah dari apa pun.
Menjadi mahasiswa tingkat akhir itu tidak kemudian menutup kemungkinan kita memberikan karya yang terbaik kita selama di kampus. Justru ini lah kesempatan terindah yang Allah berikan.
Teruslah bergerak dan berkarya hanya karena Allah..:)
:: At wisma ABS (Andalusia Baitussabil) ::
**crita nya lupa in tulisan kapan yaaa..hihi... :D