Jumat, 28 November 2014

Steak Tahu Sayuran Ala Cheff Nur Khayati ^^

hmmm..nyummyy.. :)

Ini dia salah satu yang saya sukai adalah masak memasak. that's right...saat ini belum bisa tersalurkan lagi karena di kost baru tak cukup modal untuk bisa bereksperimen.

but...sya masih bisa bereksperiment di program SEHATI (Sehatkan Buah Hati dan Keluarga Indonesia). salah satu program gizi di PKPU Semarang.

Daaaannnn

Ini dia hasil nya


yahh...walaupun plating nya mungkin kurang menarik sih..hihi..:D

tapi..klo ada yg mw mencoba resep nya silahkan :)



Bahan-bahan/bumbu-bumbu :
200 gram tahu putih, dicincang kasar
50 gram dada ayam fillet, dicincang kasar
50 gram brokoli, diseduh, dicincang kasar
3 sendok makan tepung terigu
1/2 sendok makan tepung sagu/tepung kanji
3 butir telur
1/2 sendok teh bawang putih
1/2 sendok teh garam
1/4 sendok teh merica bubuk
1/4 sendok teh gula pasir
minyak untuk menggoreng

Bahan Saus:
1/2 buah bawang bombay, diiris panjang
2 sendok makan saus tomat, 2 sendok saus cabe
1/2 sendok makan kecap manis
1/4 sendok teh garam
1/4 sendok teh merica bubuk
1/4 sendok teh gula pasir
50 gram kacang polong
1/4 sendok teh kaldu ayam bubuk**
250 ml air kaldu ayam
1/2 sendok makan maizena dan 1/2 sendok makan air, dilarutkan
1 sendok makan margarin untuk menumis


Cara Pengolahan :
1.    Aduk rata semua bahan.
2.    Sendokkan ke dalam wajan datar yang berisi minyak dengan panas sedang. Bentuk bulat diameter 9 cm. Goreng sampai matang.
3.    Saus: panaskan margarin. Tumis bawang bombay sampai layu. Masukkan saus tomat, saus cabe, kecap manis, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Aduk rata.
4.    Tuang air. Masak sampai mendidih. Masukkan larutan tepung maizena sambil diaduk. Masak sampai meletup-letup dan kental. Tambahkan kacang polong. Aduk rata.
5.    Sajikan dengan sausnya.
 
Selamat mencoba :)

Rabu, 26 November 2014

UKHTI AKU CEMBURU PADAMU


Ukhti aku cemburu padamu..
Saat kau marah kau mampu memadamkan amarahmu..

Dan kau memilih menyimpannya daripada meluapkannya..
Padahal ku tahu saat itu hatimu sedang terluka..

Ukhti aku cemburu padamu..
Saat mereka jalan-jalan,
kau habiskan waktumu untuk hal yang berguna..
Kau tak hiraukan ajakan mereka
dan kau sibukkan dirimu dengan cinta ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala dan cinta Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.

Ukhti aku cemburu padamu..
Ketika mereka berkata dengan emosi yang meledak-meledak dengan nada ancaman dan kasar..

Tapi kau balas dengan penuh kasih sayang..
Kau tetap jalin persahabatan dan pertemanan..

Ukhti aku cemburu padamu..
Setiap hari kau panjangkan jilbabmu..

Kau tebarkan senyum semangatmu..
Padahal kau tahu saat itu mereka berbisik-bisik tentang perubahanmu itu..

Ukhti aku cemburu padamu..
Aku cemburu dengan diammu..
Dengan tunduknya pandanganmu saat kau berhadapan dengan yang bukan muhrimmu..

Kau hanya bicara seperlunya saja..
Karena kau takut pada fitnah dunia..

Ukhti aku cemburu padamu..
Disaat mereka semua sibuk ber-sms ria dengan canda dan perhatian..

Tapi kau dengan tegas tidak memperdulikannya..
Karena kau percaya jodoh itu ada pada_Nya..

Tanpa sms riapun jodoh pasti akan datang..
Kerana kau tahu cinta seharusnya datang karena ALLAH..
Bukan karena bersms ria..

Ukhti aku cemburu padamu..
Aku cemburu dengan keta’atanmu pada Rabb kita..

Aku cemburu saat kau bisa melakukan hal yang DIA senangi dan meninggalkan segala hal yang DIA benci..

Ukhti sungguh aku cemburu padamu..
Rabbi pasti sangat menyayangimu ukhtii..

IA pasti sangat mencintaimu..
Karena keta’atanmu pada_Nya..

Ukhti..
Darimu aku banyak belajar arti hidup..
Iyaa tentang hidup..

Karena kepuasan hidup bukan didapat saat segala hal yang kita ingin bisa terpenuhi,
tapi tentang kepuasan saat kita bisa melawan bisikan-bisikan setan..



**disadur dari tulisan seseorang

Sudah Nikah? Jangan Lebay, Ah…



Ternyata nikah itu enaknya cuma 5%. Yang 95%? Enaaaak sekali..” status seseorang yang baru aja nikah.
“Lagi nyiapin sarapan buat suami tercinta nih.. semoga my hubby senang..” status seseorang yang lain lagi.
“Pagi sayangku, cintaku…I love you istriku…” wall seseorang di facebook istrinya.
“Lagi nemenin istri belanja…tugas pertama sebagai suami yang baik.” Tulis yang lainnya lagi.
Belum lagi foto-foto mesra baik sebagai foto profil atau pamer foto-foto jalan-jalan. Huff…
Menikah bagi yang baru saja melaksanakannya memang menjadi suatu kebahagiaan tersendiri. Berubah status, berubah nuansa kehidupan dan masih banyak lagi yang lainnya. Banyak cara untuk mengekspresikannya dan sah-sah saja karena memang ditujukan kepada seseorang yang sudah sah.
Tapi, tak jarang bentuk ekspresi seperti itu terkesan lebay, berlebihan. Haruskah ekspresi sayang dan bentuk perhatian serta aktifitas keseharian dengan suami/istri dituliskan di media umum? Atau mungkin memang pengen diketahui aktifitasnya ?
Kalau ada yang bilang salahkah hal itu? Kan aku tulis di facebook-ku sendiri atau di facebook suami/istri sendiri bukan suami/istri orang lain?
Teman, tak selamanya apa yang kita lakukan harus dinilai dengan benar atau salah. Kita tentu sadar bahwa teman-teman yang ada di facebook berasal dari berbagai macam karakter manusia, mempunyai berbagai latar belakang yang tak sama, mungkin juga kondisi yang kurang beruntung dibanding kita.
Toleransi. Itu yang ingin saya sampaikan. Diantara teman-teman di facebook, ada yang belum beruntung dipertemukan dengan jodohnya. Boleh jadi dia lebih khusyu’ dalam berdoa, lebih besar penantiannya dalam mendambakan belahan jiwa, namun Allah belum mengijinkan dia menikah. Bayangkan betapa merindunya dia. Diapun pengen sekali mengatakan betapa bahagianya dia menikah, mempunyai suami/istri dan berbagai aktifitas yang semuanya bisa bernilai ibadah.
Bagaimanapun karakter dia, ketahuilah sedikit banyak ada rasa cemburu dengan kemesraan yang ditunjukkan melalui jejaring sosial seperti facebook. Kalau sudah begitu tegakah kita (bagi yang sudah menikah) membuat saudara sendiri cemburu, membuat dia mengangankan kapan tiba waktunya menikah, atau yang paling buruk membuat dia tidak sabar menanti. Bisa jadi dia berkata “ Ya Allah kapankah tiba waktuku? Berapa lama lagi hamba harus menunggu..”
Di sisi lain, kita juga harus berpikir. Untuk apa sih mengumbar kemesraan di dunia maya? Agar semua orang tahu kalau kita sayang banget sama suami/istri? Ingin semua orang tahu kalau kita adalah suami/istri yang baik? Lalu setelah semua orang tahu, apa manfaatnya bagi kita?
Bukankah sebaiknya kemesraan itu lebih kita maksimalkan dalam bentuk kasih sayang di rumah, sementara di luar rumah jangan pula terlalu banyak mengumbar kemesraan. MEMANG SUDAH HALAL, namun TIDAK AHSAN alias GAK BAIK bro n sist.. Bukankah kemesraan itu selayaknya tidak jadi bahan konsumsi umum. Iya kalau bener-bener seperti itu. Kalau ternyata hanya untuk menutupi kekacauan yang ada di rumah tangga, lalu terbongkar aslinya maka akan lebih memalukan lagi.
Tidakkah cukup suami/istri kita saja yang merasakan kasih sayang dan mengakuinya. Tak perlulah berkoar-koar di jejaring sosial. Sama tak perlunya juga menuliskan aktifitas keseharian di facebook.
Kita boleh bilang ”Status, status gue, nulis di facebook gue, kenapa elu yang sewot?”
Maka orang lain-pun juga bisa bilang “ Facebook, facebook gue, gue yang baca sendiri, kenapa status elo yang norak mampir di facebook gue.. gak penting banget.. gue unfriend ajalah..”
Teman, kita juga perlu untuk bertoleransi di dunia maya. Tidak perlulah terlalu sering menulis status-status yang mengumbar kemesraan , komen-komen yang genit dan menggoda, juga kalau bisa hindari upload foto-foto kemesraan dengan pasangan. Hargai perasaan teman-teman kita yang belum menikah. Bukan mereka tak mau, bukan mereka tak laku tapi yakinlah bahwa Allah punya rencana yang terbaik bagi mereka. Jangan kita mendzalimi saudara kita. Mari doakan saja saudara, keluarga dan teman-teman yang belum menikah agar segera bisa ditakdirkan menikah. Bagi yang sudah menikah kita doakan semoga semakin bertambah barakah.
Selanjutnya, ketika mengumbar kemesraan dengan pasangan yang halal saja perlu berhati-hati, apalagi kemesraan dengan yang tidak halal.


13.39
disadur dari tulisan seseorang

Sebaiknya bagaimana diri ini memposisikan diri

Judul yang ambigu memang tulisan ini..karena pada dasarnya saya juga bingung mau menuliskan apa. sebenarnya ini hanya sebuah ungkapan hati yang selama ini tertahan dan hanya pada Allah saya bersandar seutuhnya (walaupun sebenarnya saya sedang butuh pundak untuk sekedar menyandarkan kelelahan dan kebingungan ini #ehh)

ahh..sudahlah..malah jadi bahas kemana-mana.

beberapa hari ini saya pun bingung..ntah karena merasa diri ini pada zona yang nyaman sehingga tak mau beranjak dari zona ini atau karena benar-benar ingin move dari zona ini. kembali lagi dua pekan ini saya harus menerima kenyataan bahwa ternya BPJS Kesehatan dan CPNS Kemenkes bukan menjadi rezeki yang menjadi amanah saya. tetapi tahukah sebenarnya keinginan untuk saya move dari semarang sudah berada diubun-ubun. bukan karena saya tak nyaman dengan kondisi tempat kerja saya sekarang..sungguh bukan karena itu. tempat saya bekerja saat ini memang cukup sangat nyaman. ini sesuai dengan do'a saya pada waktu saya masih dikampus, yang saya berharap dilingkungan kerja yang terkondisikan. ya benar..Allah pun mengabulkan nya. tapi justru yang saya katakan diawal..apakah ini semua membuat saya terlalu nyaman?

Tentu Tidak..karena itu lah saya ingin move dari semarang.

Tapiii...

dengan alasan apa saya bisa move on dari semarang?

ketika saya pulang begitu saja ke rumah dan belum punya pegangan yang kuat maka sama saja itu adalah boomerang bagi saya.

ketika dengan alasan menikah maka ini cukup susah karena Allah belum memberikan amanah ini untuk saya.

apa mungkin saja sudah terlalu jenuh di semarang?
ahh..itu mungkin saja..tapi itu bukan alasan dasar sesungguhnya.

tapi akhir-akhir ini yang membuat saya benar-benar bingung adalah bagiaman seharusnya saya memposisikan diri di kantor.
dua bulan ini divisi saya ditempat saya bekerja sedang sibuk dengan berbagai agenda. tapi kadang saya merasa tidak diberdayakan disana. ya walaupun secara tupoksi saya punya job yang jelas untuk mengurus program gizi. tetapi status saya adalah sebagai staff Divisi Kesehatan yang seharusnya saya bisa berkonstribusi dalam setiap agenda divisi kesehatan.

tapi disisi lain atasan saya pun tidak memberikan mandat apa-apa ke sya. jadi saya harus memposisikan diri seperti apa?kadang merasa bersalah ketika tim saya super ribet dengan segala agenda nya tatapi saya hanya berfokus pada satu proyek.

kadang sangat mersa dzolim sekali...kafalah yang saya terima itu berasal dari uang zakat kawan. saya takut ini semua akan menjadi peghalang saya untuk masuk ke Jannah-Nya. Na'adzubillah...

Ya Rabb..smoga hamba bukan termasuk orang-orang yang dzalim
Semoga hamba termasuk golongan orang-orang yang amanah dan istiqomah untuk mengingat-Mu disetiap saat dan dimana saja.

12.07
at PKPU Semarang

Jumat, 21 November 2014

Menikah itu tidak hanya sekedar INGIN ato PENGEN




Hihi..awalnya pas mau nulis ini bingung mau aku kasih judul apa. Karena tulisan ini terinspirasi dari pengalaman ku kemarin malam. Tepatnya jumat malam 6 desember saat aku nganterin ummahat pulang ke rumah nya bersama ke tiga anak nya. Dan nanti jangan kaget yah klo ternyata isi tulisan ini ternyata malah jadi nano-nano alias campur-campur seperti gado2 dengan berbagai sentuhan rasa..(#eaaalah.. :p)

Dan okeee..aku mulai dari cerita malam itu…

Jumat malam kemarin ceritanya aku ada sebuah pertemuan untuk nemenin ummi tersebut bersama seorang temen ku. Klo bahasa keren nya sih katanya syuro.. (hihi..). dan memang syuro nya selese jam 9 malem lebih. Dan biasa lah klo syuro bareng ummi2 gtu kan bawa anak2 nya tuh. Dan termasuk dengan syuro malem itu. Seorang ummi yang dateng syuro  dengan membawa ke tiga anak nya yang masih kecil-kecil. Dan kebetulan saja temenku tidak seperti biasa nya dia gak bawa motor. 

Dan wal hasil aku diminta nganterin ummi itu pulang sendirian. Awal nya gak yang yakin sih karena aku harus ngeboncengin ke dua anak nya dibelakang dan ummi nya yang menggendong anak yang masih kecil. Anak pertama nya sekitar 6 tahunan, anak ke dua sekitar 3 tahunan dan anak terakhir kayak nya baru 1 tahunan (hmmm..kurang lebih sih segitu lah..hehe..). dan kebetulan lagi anak nya yang pertama sudah tidur dan terpaksa dia ditaruh ditengah dengan kepala bersandar dipunggung ku. 

Oke..dan semua sudah siap..bismillah aku tarik gas motor dan mulai perjalanan. Eehhh…ditengah perjalanan ternyata anak ke dua nya juga ikut tertidur. Jadi lucu gtu deh..anak pertama bersandar dipunggung sebelah kanan ku dan anak ke dua nya bersandar dipunggung sebelah kiri ku. Dan sebenarnya aku harap-harp cemas karena sebentar-sebentar kepala ke dua anak itu “tekluk..tekluk..” seperti mau jatuh. Aku berusaha menaiki motor ku pelan-pelan biar keseimbangan tetap terjaga dan ke dua anak itu tidak jatuh.

Singkat cerita sampailah kami didepan rumah beliau. Waktu itu aku sengaja agak mendekatkan motorku dengan pintu gerbang rumah. Awal nya dengan asumsi aku bisa meraih pintu gerbang untuk membuka nya. Hwaaa…tapi ternyata tangan ku gak nyampe daannnn hwaaaa…aku bingung ketika aku berusaha turun dr motor ternyata malah motor ku jalan mundur walaupun saat itu motor ku dah mati…dan hwaaa…anak2 yg dibelakang ku pada jatuh satu persatu..karena ummi nya pun gak bisa ikut menahan karena posisi si ummi sudah turun dari motor dan hendak membuka pintu gerbang. Dan yg membuat ku sangat merasa bersalah adalah anak pertama jatuh tapi dia malah jadi tidur didepan gerbang dan anak ke dua nya jatuh dengan posisi terduduk dan juga masih tidur. Dan aku pun buru-buru membopong si sulung dan membangunkan nya..dan juga meraih adek nya yg juga lagi tidur dengan posisi terduduk.. Dan akhirnya setelah semua masuk rumah aku pun beranjak untuk berpamitan.

 MasyaAllah hati ku bergetar seketika melihat kejadian malam itu. Sepanjang perjalanan memang kami tidak banyak ngobrol karena kami focus pada anak2 yang tertidur di motor ku waktu itu. Tapi…aku inget banget kalimat terakhir yang beliau sampaikan kepada diriku sebelum kami sampai didepan rumah nya..

“Dek..perjuangan dakwah itu akan benar2 dek Nur rasakan setelah nanti ant berkeluarga. Karena nikmat perjuangan seperti ini lah yang akan engkau alami. Selama dikampus tidak akan pernah qta merasakan nya,”kata ummi tersebut.
Kata2 beliau itulah yang membuat diri ku kemudian berpikir dan mencoba menuangkan nya dalam coretan ini. Dari kata2 beliau aku jadi inget ketika dulu aku masih dikampus pasti Mba2 selalu bilang “tantangan dakwah dikampus itu belum seberapa dek…kamu akan benar2 merasakan tantangan dakwah itu setelah kamu lulus dan berbaur dengan masyarakat sesungguh nya”. Dulu ngeri juga sih denger kata2 ini…Cuma setelah sekarang satu tahun berlalu status ku bukan lah seorang mahasiswa lagi ternyata memang benar. Dan dunia kampus itu menjadi sebuah sarana latihan yang luar biasa untuk menyiapkan segala nya.
Dan setelah aku korelasikan dengan kata2 ummi tadi aku juga mulai berpikir lagi…”benarkah seperti itu??”

Tetapi setelah aku sedikit mikir lagi…(sedikit lhooo ya…inget..sedikit…soal nya aku kan juga belum mengalami..hihi…).yupz…perjungan dakwah yang selama ini qta lalui baik itu dikampus atau didunia pasca kampus (sebelm akhir nya berlabuh pada yang nama nya pernikahan) itu hanya sebuah tempaan untuk diri qta agar diri qta lebih kuat dan tegar dalam mengarungi samudera..ehhhhh…upssss….mksud nya mengarungi bathera kehidupan yang nama nya keluarga. 

Karena menikah itu adalah satu langkah bagi qta untuk membuat sebuah peradaban yang nyata. Karena itu lah aku pun berani bilang

Bahwa menikah itu tidak hanya sekedar INGIN ato PENGEN…

Ketika kita menikah dengan alasan sekedar karena INGIN memenuhi tuntutan orang tua maka sebatas pemenuhan kewajiban qta saja kepada orang tua kita sebagai seorang anak

Ketika kita menikah dengan alasan karena INGIN atao PENGEN dengan wanita ato laki-laki yang cantik/cakep maka hanya kecantikan/ketampana itu saja yang akan kau dapatkan…bukankah kecantikan dan ketampanan itu hanya sementara..lalu setelah tua nanti apakah kau akan mencampakan nya??

Ketika kita menikah dengan alas an karena INGIN ato PENGEN dengan wanita ato laki-laki yang kaya raya maka hanya kekayaaan harta saja yang akan kau dapat kan…bukankah kekayaan itu juga sama seperti kecantikan/ketampanan yang keberadaan nya hanya sementara. Jika suatu saat nanti pasangan kita menjadi miskin akan kah kita masih akan tetap mendampinginya?

Ketika kita menikah dengan alasan karena INGIN atao PENGEN seperti teman2 yang lain yang seusia yang menikah dengan begitu cepat maka apa yang akan kau dapatkan?mungkin hanya sebuah ketergesaa2an saja yang tanpa pernah akan kau rencanakan dengan baik..

Dan masih banyak lagi sekedar INGIN ato PENGEN yang mendasari diri mu untuk menikah..akan kah hanya terbatasi oleh kepentingan duniawi saja? Dan ketika menikah itu hanya didasari oleh rasa INGIN maka akan muncul statement “orang tidak mau menikah karena tidak ingin menikah dan akan ada orang yang ingin menikah setiap hari karena ingin menikah”. (nahhh…lhoooo…mesthi bingung).

Perkara menikah itu bukanlah perkara yang mudah seperti qta membalikkan telapak tangan. Tetapi menikah itu adalah sebuah ibadah. Dan bahkan menikah itu sering dibilang menggenapkan separuh dien kita. 


Nabi Saw bersabda, “Apabila seorang hamba menikah maka telah sempurna separuh agamanya, maka takutlah kepada Allah SWT untuk separuh sisanya” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman).

Makna ibadah disana adalah adanya sebuah penghambaan qta kepada Allah. Penghambaan secara totalitas yang hanya mengharapkan balasan dari Allah SWT. Karena itulah coba kita telisik kembali dan instropeksi diri kita masing-masing apakah benar-benar kita INGIN ato sekedar INGIN menikah?
Coba kita teguhkan kembali hati-hati kita kembali agar kita benar-benar siap untuk membuat peradaban yang nyata itu. Agar kita benar2 merasakan kenikmatan perjuangan dakwah bersama pasangan kita kelak.

Tak usahlah kita galau dan resah saat kita mendapatkan undangan walimahan dari teman atau saudara atau siapa pun dia. Allah pasti akan memenuhi janji-Nya.

Persiapkan diri sebaik mungkin sejak dini karena kita tidak tahu kapan rezeki itu akan hadir untuk kita.

TETAPI

                SEKALI LAGI

                                MENIKAH ITU TIDAK HANYA SEKEDAR INGIN ATO PENGEN

:. Andalusia Baitussabil .:
16 Desember 2013
21.17

Tahap Kupu - Kupu : Pekan 2

 Tahap Kupu - Kupu : Pekan 2 Bismillahirrohmanirrohim... Nama : Nur Khayati Regu   : 10 Mikoriza Regional : Semarang MasyaAllah..tak terasa ...