Senin, 13 Juni 2022

Challenge 7R "Menjadi Pahlawan Bumi" Day 1

 Challenge Day 1 "Reuse"

 

Bismillahirrohmanirrohim 

Hai bunda-bunda dan teman-teman, kali ini Umi Nur dan Mas Yazid (5,5 tahun) mau berbagi keseruan kami mengikuti gerakan tujuh hari menjadi pahlawan bumi yang diselenggarakan oleh gerakan binar (bermain dan belajar).

Yup, perihal sampah sepertinya sudah menjadi permasalahan klasik yang kita hadapi bukan?Sebab, selama kita masih diberikan usia oleh Sang Pencipta maka sebetulnya diri kitalah yang menjadi penyumbang sampah dan permasalahan lain yang ditimbulkan oleh sampah itu sendiri. Lantas kita bisa apa?


Salah satu yang bisa kita lakukan adalah mengurangi jumlah sampah yang kita hasilkan terutama sampah yang tidak bisa terurai dengan cepat. Lalu memilah sampah yang kita hasilkan agar tidak tercampur dalam satu tong sampah. Dan kemudian kita dapat mengolah sampah yang kita hasilkan baik sampah organik maupun anorganik. Sebab sampahku adalah tanggung jawabku maka mari kita mulai dari diri kita sendiri. 


Pola hidup minim sampah ini bisa kita tanamkan sejak dini. Karena itulah saya dan si sulung mencoba mengikuti tantangan tujuh hari menjadi pahlawan bumi ini sebagai salah satu langkah awal bagi kami untuk menyayangi, menjaga, merawat dan mencintai tempat tinggal kita yaitu bumi ciptaan Sang Maha Kuasa. Doakan yah teman-teman, agar kami bisa istiqomah menjalaninya. aamiin 🤲🏻


Baiklah, untuk challenge day 1 kali ini kami diberikan tantangan dengan tema "Reuse" artinya kita menggunakan kembali barang yang masih kita gunakan tanpa merubah bentuk aslinya. 


Yuk, simak yah apa saja yang sudah kami lakukan hari ini 🤗


Pertama, Menggunakan botol bekas minyak untuk menampung minyak jelantah

Gambar : minyak jelantah

Mengumpulkan minyak jelantah sudah menjadi salah satu hal yang sering kami lakukan. Biasanya minyak jelantah ini kami kumpulkan ke RT untuk dijual lalu hasil penjualan dimasukkan ke kas RT. Terkadang juga kita jual secara pribadi ke pengepul jika stok sudah banyak. Kami biasa memakai botol bekas minyak atau botol air mineral sebagai wadah untuk menampung minyak jelantah. Nah, memasukkan minyak jelantah ke dalam botol ini menjadi salah satu aktivitas favorit si sulung. Pagi tadi saya si Mas dengan sigap berucap,"Ummi, biar Mas aja yang masukin ke botolnya". Lalu dengan sumringah mengajukan pendapat,"Ummi, ini minyak jelantahnya sudah banyak. Besok kita jual yuk mi". 😬🤭



Kedua, Menggunakan thin wall bekas untuk wadah mainan

Gambar : thin wall bekas untuk menyimpan mainan

Saat ini penggunaan thin wall dari para penjual makanan atau sebagai wadah untuk mengirim hantaran ke tetangga sudah menjadi salah satu lifestyle. Alih-alih ingin mengurangi penggunaan sampah plastik tetapi nyatanya justru menambah masalah baru. Thin wall juga wadah berbahan plastik yang sulit terurai. Saya jadi teringat, saat itu kita keluarga saya isoman. Tetangga-tetangga mengirimkan makanan ke rumah memakai thin wall ini tiga kali sehari selama saya isoman. Bisa terbayangkan bukan, berapa puluh thin wall yang terkumpul?😬🤭 

Maka salah satu solusi yang muncul dari saya adalah sebagai food storage dan menjadikannya sebagai wadah mainan si Mas agar lebih rapi dan mudah menatanya. 

Nah, bagi ini si Mas membantu saya merapikan mainan dengan menggunakan thin wall. 

"Wah..jadi rapi dan bagus yah mi,"celoteh si Mas.

 


Ketiga, Menggunakan thin wall bekas dan toples untuk wadah gula jawa

Gambar : thin wall dan toples bekas untuk wadah gula jawa

Kebetulan dua pekan yang lalu kami baru saja pulang kampung. Salah satu khas oleh-oleh yang ibu bawakan adalah gula jawa asli buatan purworejo yang lebih alami dalam proses pembuatannya. Tetapi saya memang tak punya toples atau wadah khusus untuk menyimpannya. Nah, pagi ini saya berinisiatif mengajak si Mas, memasukkan gula jawa ini ke dalam toples bekas biskuit dan thin wall bekas. Alih-alih saya bisa mengajak diskusi tentang apa itu gula jawa dan proses pembuatannya.

 


Keempat, Menggunakan plastik wadah masker dari KAI untuk menyimpan mainan flash card

Gambar : plastik bekas tempat masker dari KAI dipakai untuk wadah mainan flash card

Selama dua tahun pandemi, salah satu 'oleh-oleh' wajib yang dibawa suami sepulang dari naik kereta adalah satu plastik berisi masker dan tisu basah. Seringkali plastik tersebut akhirnya saya simpan dan menumpuk banyak. Nah, hari ini saya mengajak anak-anak  menggunakan plastik tersebut untuk menyimpan mainan flash card agar tidak tercecer atau bercampur dengan mainan lain.


Alhamdulillah, challenge day 1 done. ini baru langkah awal, bukan berarti saya lebih baik dari yang lain. Tetapi ini adalah langkah awal bagi kami untuk mengubah mindset saya, untuk bertumbuh bersama anak-anak menjadi pahlawan bumi, untuk mencintai setiap ciptaan-Nya dan merawatnya dengan kesyukuran. Mohon doanya yah teman-teman 🤗


#7harimenjadipahlawanbumi #gerakanbinar #keluargabinarjuni #harilingkunganhidup #bermainbelajar

1 komentar:

Tahap Kupu - Kupu : Pekan 2

 Tahap Kupu - Kupu : Pekan 2 Bismillahirrohmanirrohim... Nama : Nur Khayati Regu   : 10 Mikoriza Regional : Semarang MasyaAllah..tak terasa ...