Jumat, 03 Juni 2022

Tentang Kepulangan

Memetik Hikmah dari Makna Kepulangan

Oleh Nur Khayati

Sepekan terakhir jagat maya kita sangat santer memperbincangkan berita hilangnya putra Bapak Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat. Mungkin sebagian besar dari kita tak mengenal sosok Emmeril Kahn Mumtadz atau dikenal dengan Eril. Namun, namanya begitu mencuat bahkan menjadi trending #1 ditwitter. Sosok seorang Bapak Ridwan Kamil sendiri saya hanya sebatas tahu bahwa beliau seorang gubernur, lebih dari itu saya tidak begitu memahami sosok beliau. Tetapi begitu banyak doa dilangitkan dari jutaan orang indonesia bahkan mungkin kolega beliau di luar negeri. 

Lalu bersebab apa?Menurut saya inilah salah satu bentuk empati. Orang tua mana yang tidak akan bersedih saat kehilangan anaknya?Saya kira kehilangan anak adalah salah satu kesedihan terbesar yang dialami oleh setiap orang tua. Saya, yang sesama orang tua rasanya bergetar hati ini melihat bagaimana ikhtiar keluarga Pak RK untuk menemukan Eril. Pak RK yang terkenal periang saat beliau tampil dihadapan publik maupun di sosial media kini dukanya begitu tergambar jelas. Apalagi Ibu Atalia, sosok yang telah berjuang mengandung dan melahirkan tentu hatinya pun sama terkoyaknya.

Awalnya saya tak ingin menuliskan berkaitan berita ini. Tetapi unggahan Ibu Atalia di sosial media tentang surat yang beliau tuliskan, bendungan dari dalam kelopak mata saya akhirnya pecah juga. Melihat foto yang diunggah saja sudah cukup sangat menggambarkan kondisi kepasrahan dan keikhlasan beliau. Bahkan tulisan yang beliau sertakan dalam caption. Ah, jika saya membayangkan berada pada posisi beliau, mungkin saya tak sanggup. 

Ril… mamah pulang dulu ke Indonesia, ya..

Mamah titipkan kamu dalam penjagaan dan perlindungan terbaik dari pemilikmu yang sebenarnya, Allah swt, dimanapun kamu berada…

Insya Allah kamu tidak akan kedinginan, kelaparan atau kekurangan apapun. Bahkan kamu akan mendapatkan limpahan kasih sayang, karunia dan kebahagiaan yang tak pernah putus.

Disini, di sungai Aare yang luar biasa indah dan cantik ini, mamah lepaskan kamu, untuk kita bertemu lagi cepat atau lambat.

Seperti yang pak walikota sampaikan, 

“The city of Bern will forever be deeply connected to us…”

Doa terbaik mamah dalam setiap helaan nafas,

Atalia

Aare river, juni 2022

(Kutipan tulisan Ibu Atalia dalam akun Facebook dan Instagram)

Gambar : Keluarga Pak RK dan Bu Atalia di Tepi Sungai Aaree 

Dari tulisan beliau inilah kemudian saya menuliskan berkaitan berita ini. Iya, dari beliau saya jadi teringat dengan dialog iman tentang kematian dengan si sulung. Kalau tidak salah, saya pernah menuliskan dua kali dalam instagram saya berkaitan dengan kematian. 


Boleh dibuka link tulisan pertama :

https://www.instagram.com/p/CTj1TkbBgRY/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

 Di dalam tulisan ini, ada dialog saya dengan si sulung mengenai kematian. Ia bertanya apa itu meninggal?kenapa orang bisa meninggal?kalau kita meninggal, Mas masih bisa ketemu ummi dan abi tidak?

Boleh dibuka link tulisan kedua :

https://www.instagram.com/p/CXLWlAfBLjA/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Di dalam tulisan ini, kembali ada dialog tentang kematian dengan si sulung. Ia bertanya kapan kita meninggal.

 

Iya, sejatinya sebuah 'kepulangan' pada Sang Maha Pemilik Kehidupan adalah sebuah kepastian. Tetapi ia bukan sebuah siklus yang tidak dapat dipastikan kapan akan tiba waktunya.

Siapa yang dapat dari lari sebuah kematian?Sebab setiap orang sudah memiliki kalendernya masing-masing yang sudah ditetapkan oleh-Nya. Kita hanya sedang menunggu kapan waktu itu tiba dipergilirkan pada kita.

Sebuah kematian tak mengenal usia, waktu dan tepat. Entah ia seorang bayi, balita, remaja, dewasa atau lansia sudah pasti akan mengalaminya bukan?

Lantas sudah siapkah kita?

Sudah sesiap apakah kita menerima takdir-Nya yang sudah pasti ini?

Bekal apakah yang akan kita bawa dalam perjalanan abadi di akhirat kelak?

Lantas, sudah siapkah kita jika harus mengalami perpisahan haqiqi dengan orang-orang tercinta?

Sudah siapkah kita jika yang sejatinya memiliki akan mengambilnya kembali?

Ah, rasanya baik sebentar atau lama kebersamaan kita dengan orang-orang tercinta, tetap akan terasa berat untuk menerimanya bukan?

Dan..Iya, sebaik-baik nasihat adalah sebuah kematian. Maka persiapkan perbekalan kita dengan amal kebaikan. Meminta pada-Nya agar kita dipertemukan kembali dengan orang-orang yang kita kasihi dalam jannah-Nya.

Kembali pada keluarga Pak RK dan Bu Atalia…

Kita dapat belajar dari beliau, bagaimana dengan tabah dan ikhlas menerima ketetapan terbaik-Nya. 

Kehilangan seorang anak tentu menyisakan luka yang menganga dan tak dapat tergantikan. Bahkan sakitnya seorang Ibu Atalia tak akan bisa dilukiskan dengan apapun. Tetapi beliau memasrahkan dengan begitu tegar pada Sang Pemilik Hamba-Nya.

Pak RK dan Bu Atalia, saya yakin bapak dan ibu adalah orang terpilih dari Allah yang diberikan ujian ini untuk meninggikan derajat bapak dan ibu. 

Pak RK dan Bu Atalia, kami dengan tulus mendoakan dengan penuh ketulusan semoga keluarga Bapak dan Ibu diberikan kekuatan dan ketabahan untuk menjalani hari-hari berikutnya.

InsyaAllah Ananda Eril khusnul khotimah dan mendapat tempat terbaik disisi-Nya.

 

#DoaUntukEril #Eril #RidwanKamil #Sungai Aaree #Swiss

 

Best Regards

 

Nur Khayati

@nur_khay_






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahap Kupu - Kupu : Pekan 2

 Tahap Kupu - Kupu : Pekan 2 Bismillahirrohmanirrohim... Nama : Nur Khayati Regu   : 10 Mikoriza Regional : Semarang MasyaAllah..tak terasa ...