Review Buku : Tadabbur Bacaan Sholat
Oleh Nur Khayati
Identitas buku
Judul Buku : Tadabbur Bacaan Sholat
Nama Penulis : Ibnu Abdil Bari
Editor : Marzuki Ibnu Syarqi
Penyelaras Akhir : Ghazi Abdurrahman Alafazi
Pewajah Cover : Gibagsodor
Penata Letak : Abdurrohman Al Indunisy
Nama Penerbit : Penerbit Zaduna
Tahun Terbit : Cetakan I September 2020, Cetakan XIX 2022
Jumlah Halaman : 211 hlm
Sinopsis :
Sudah sama dimaklumi bahwa shalat adalah ibadah paling utama. Shalat menjadi penghubung langsung antara hamba dengan Rabbnya. Shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat adalah pelapang dada dan penyejuk jiwa. "Dan dijadikan oleh-Nya shalat sebagai penyejuk hatiku". Shalat obat mujarab dari segala nestapa dan ujian dunia.
Kenyataannya?Ada banyak orang yang sudah shalat, tapi belum merasakan nikmat dan kesejukannya. Ada yang rajin shalatnya, tapi giat pula maksiatnya. Saleh saat berada di keramaian, tapi jadi ahli maksiat saat sendirian. Lalu apa yang salah dari shalat kita?Mungkin selama ini shalat kita baru sebatas gerakan dan bacaan. Tanpa pemaknaan. Lantas bagaimana agar bisa memaknai shalat?Bagaimana caranya agar bisa merasakan kenikmatannya?Bagaimana caranya agar shalat lebih berjiwa?Jawabannya akan anda temukan di buku ini.
Buku yang ada ditangan Anda ini akan mememani Anda bertadabbur, menyelami makna setiap bacaanya. Dikemas dengan bahasa yang mengalir, penulis akan mengajak anda bermuhasabah. Buju yang akan membawa Anda berjalan-jalan ke taman-taman indah, memetik hikmah dari setiap gerakannya. Harapannya, Allah akan mengaruniakan kepada anda shalat sebagai nikmat tiada terkira.
Gambaran Isi Buku :
Setelah membaca buku ini, saya merangkum isi buku tersebut terdiri dari dari tiga bagian yaitu
Pertama, Rahasia Kelezatan Ibadah
Dalam bagian pertama ini, penulis menyajikan tulisan yang sangat menyentuh sekali dan sekaligus menyentil diri saya. Apakah selama ini kita sudah merasakan kelezatan ibadah?
Dalam bagian ini penulis menuliskan rahasia kelezatan ibadah yaitu jika kita menghadirkan ruh ibadah, menghadirkan hati dengan amal yang sesuai untuk setiap ucapan lisan dan gerak tubuhnya. Menghadirkan hati dimulai sejak sebelum ibadah, saat ibadah dan setelah ibadah. Menyelaraskan ibadah anggota tubuh dengan ibadah amalan hati. Menjadikan ibadah tidak hanya sebagai rutinitas tanpa makna, apalagi menjadi beban. Tetapi ibadah tersebut menjadi sumber ketenangan dan kenikmatan. Cara untuk menghadirkan ruh dalam shalat yaitu dengan menghadirkan keagungan dan keutamaan ibadah. Menghadirkan keagungan ini dapat dicapai dengan menghadirkan hati, merasakan kesaksian dan penglihatan Allah SWT terhadap dirinya dan berupaya untuk melakukan amalan sempurna dan sebaik cara.
Lalu apa perbedaan shalatnya orang munafik dan orang beriman?
Orang-orang munafik mereka membaca bacaan yang sama dengan bacaan shalat orang beriman akan tetapi yang membedakan yaitu orang-orang munafik hanya merukukkan dan menyujudkan badan tanpa diikuti dengan sujudnya hati dan jiwa kepada Allah Rabbul Izzati , sebagaimana shalat yang dikerjakan oleh orang-orang beriman.
Dalam bagian ini, penulis menuliskan hadits dari Ibnu Taimiyah,"Sesungguhnya amalan-amalan itu berbeda tingkatannya sesuai dengan tingkat keimanan dan keikhlasan yang ada dihati. Dan sungguh, ada dua orang yang berdiri di shaf shalat yang sama, tetapi perbedaan nilai shalat mereka seperti jarak langit dan bumi".
Kedua, Shalat dari mulai persiapan sampai salam
Pada bagian ini merupakan bagian utama dari isi buku. Penulis menyajikan secara bertahap dan berulang menyampaikan kandungan dari setiap bacaan serta makna dari setiap gerakan shalat. Penjelasan yang disajikan dimulai dari tahap awal persiapan shalat yaitu bersuci sampai terakhir yaitu membaca salam dan istighfar. Penulis menyertakan dalil-dalil yang kuat dari setiap bacaan dan juga makna bacaan serta gerakan shalat.
Ketiga, Muhasabah
Pada bagian ini, penulis menyajikan tujuan-tujuan disyariatkannya shalat dan shalat perpisahan. Penulis menyajikan sebuah pesan Muadz,"Wahai, anakku, jika kamu shalat, maka shalatlah sebagaimana shalatnya orang hendak berpisah. Janganlah kamu menyangka bahwa kamu akan bisa kembali melaksanakan shalat lagi, selama-lamanya".
Dari pesan yang dituliskan ini kita dapat mengambil nasihat bahwa kita seharusnya shalat sebagaimana orang yang hendak berpisah, maka persembahkan shalat terakhir kita itu kepada Allah, seolah-olah itulah hadiah terbaik dan terindah yang akan kita berikan kepada Allah SWT.
Opini Pribadi
Pertama kali saya membaca buku ini karena saya sedang mengikuti kelas 40 hari menghafal bacaan shalat dan artinya serta mentadabburinya. Ustadzah yang mendampingi mewajibkan kami membeli buku ini sebagai pegangan atau pedoman dalam mengikuti kelas.
Sebelum membaca isi buku ini, menurut saya ada hal yang menarik yang dapat kita lihat dan baca dari covernya. Apakah itu?
Iyah, dalam cover buku ini tertulis bahwa kata pengantar oleh abu bassam oemar mita. Siapa sih yang tidak kenal beliau bukan?Seorang ustadz yang memiliki kafaah ilmu yang luar biasa. Bahkan banyak yang menyukai dan terkesan dengan ceramah-ceramah beliau.
Ustadzah saya dalam kelas juga meminta kami membaca buku ini tidak langsung ke isinya tetapi dimulai dari kata pengantar Ustadz Oemar Mita. Nah, seperti apa kata pengantar beliau?
Ada poin penting yang beliau sampaikan dan dari situlah saya semakin merasa asyik membaca buku ini. Menurut Ustadz Oemar Mita dalam kata pengantar tersebut,"Shalat adalah paket komplit seorang manusia dihadapan Allah karena memuat takbir, doa, penyucian, pujian dan lainnya. Kalaulah diilustrasikan shalat selayak istana, maka sejatinya ia istana yang lengkap plus maksimal fasilitas. Maka ketika seorang manusia ingin memperbaiki kualitas hidupnya maka berbanding lurus dengan memperbaiki shalatnya karena shalat adalah alasan bagi Allah SWT untuk membersamakan pertolongan kepada mereka yang tegak berdiri dan khusyuk hatinya". MasyaAllah…membaca kata pengantar ustadz Oemar Mita ini membuat bulir air matanya saya akhirnya pecah juga. Merasa hina dan dzalimnya saya, sudah berpuluh-puluh tahun saya melakukan shalat selama hidup tetapi begitu banyak kekurangan dan kesalahan yang saya lakukan dalam beribadah.
Hal yang saya rasakan ketika membaca buku ini adalah saya seperti merasa sangat tertampar lalu tersadarkan. Didalam buku ini selalu berulang mengingat dari awal sampai akhir tentang makna tauhid dalam seluruh rangkaian gerakan shalat. Mengingatkan tentang keagungan Allah, tentang Maha Kuasanya Allah, tentang ketidakberdayaan hamba, tentang sering mengaku beriman tapi lalai dalam shalatnya. Shalat yang selama ini dilakukan mungkin tanpa disadari hanya sebagai sarana untuk menggugurkan kewajiban, ia ibarat sebuah rutinitas yang kadang kita remehkan. Astaghfirullah..semoga Allah mengampuni dosa-dosa kami yang seringkali lalai dalam shalat.
Ada hal yang menarik lagi dari isi buku ini, penulis menyajikan tentang makna, keutamaan gerakan shalat dan bacaannya, yang disertai dengan dalil-dalil yang digunakan. Meskipun ada beberapa lafadz doa dan bacaan yang tidak sesuai dengan bacaan shalat yang saya baca setiap hari. Namun, hal ini tidak menghalangi diri saya untuk menikmati dan mentadabburi maknanya.
Setelah membaca buku ini, saya sangat merekomendasikan buku ini bagi teman-teman yang sedang ingin memperbaiki kualitas ibadah shalagnya dikala atau lelah.
Semoga review saya ini bermanfaat yah teman-teman 🥰🤗
Tidak ada komentar:
Posting Komentar